Selasa, 19 Agustus 2014

Lo Liat Aja Sendiri part Cerpen 8(Yang Kemaren Kalah Lomba)

Aku Sayang Ayah...
Karya: Asli Punya Gue, “F”

Cerita ini mengisahkan seorang anak yang sangat sayang kepada ayahnya, dan ingin sekali menghabiskan waktu dengan ayahnya walau hanya 1 hingga 2 jam. Ayahnya jarang sekali memiliki waktu untuk keluarganya. Maka dari itu, sang anak mencoba dengan berbagai cara agar ayahnya mau meluangkan waktu untuknya.
~~~*pagi hari*~~~
Pagi yang sangat cerah untuk hari ini, namun tidak untuk seorang anak yang bernama Ridho. Dia ingin sekali pagi hari bermain bersama ayahnya, namun ayahnya selalu bekerja, bahkan sering sekali tiap hari minggu juga tidak ada waktu untuknya. Jika ada hari libur, ayahnya bilang dia capek, dia butuh istirahat. Selalu itu, Ridho selalu mencoba untuk berbicara kepada ayahnya, tapi ayahnya seperti menghindar darinya.
“ayah, kapan ayah libur? Aku mau main sama ayah...” kata si anak.
“ayah lagi banyak kerjaan, kamu jangan ganggu dulu... main saja sama ibu, sama saja kan..?” jawab si ayah.
“tapi yahh, kalo sama ibu aja, rasanya kurang lengkap, aku mau kita sekeluarga jalan-jalan yah...” lanjut si anak.
“kamu gak ngerti! Ayah sibuk! Ayah mau berangkat kerja sekarang!” jawab si ayah.
Anak: sedih...
“yasudah, nanti kamu jalan-jalan sama ibu saja yahh...” kata si ibu.
Anak: mengangguk...
            Anak itu sedih mendapat bentakan dari sang ayah. Namun dia gak akan menyerah begitu saja. Ia bertekad akan membuat ayahnya mau bermain dengannya.
“bu, ayah memangnya sesibuk apa..? aku ingin kita sekeluarga jalan-jalan... aku iri dengan teman-temanku yang keluarganya seri jalan-jalan saat liburan, sedangkan kita? Ayah terlalu sibuk dengan kerjaannya...” kata si anak.                                      
Ibu: tersenyum...
“ayahmu bekerja juga untuk kita Ridho... nanti juga kalau ada waktu pasti kita jalan-jalan kok..” kata si ibu.
“tapi bu, setiap ayah ada waktu libur, ayah selalu bilang,”ayah capek, mau istirahat” kapan ada waktunya...” lanjut si anak.
“kamu yang sabar, orang sabar disayang tuhan...” kata si ibu.
            Setelah mendapat nasihat dari sang ibu, anak itu tambah yakin, bahwa dia bisa membuat ayahnya mau meluangkan waktunya untuk dia.
~~~*pagi hari lagi*~~~
“ayah, rapot aku bagus... aku dapat peringkat satu...” kata si anak.
“mana ayah liat? (melihat) ohh bagus...” jawab sang ayah.
“yah, aku kan dapat peringkat satu.. aku boleh minta sesuatu gak...?” tanya si anak.
“kamu mau minta apa? Nanti setelah pulang kerja, ayah belikan mainan...” jawab sang ayah.
“tidak yah, aku tidak mau mainan...” kata si anak.
“lalu, kamu mau apa??? Makanan? Nanti ayah belikan..” jawab sang ayah.
“tidak yah.. aku juga tidak ingin makanan...” lanjut si anak.
“lalu, mau apa?” jawab sang ayah.
“aku hanya ingin ayah meluangkan waktu untuk aku dan ibu, liburan nanti aku mau kita semua jalan-jalan yah...” kata si anak.
“liat nanti saja, jika ayah libur, kita akan jalan-jalan..” jawab sang ayah.
“bener yah?? Asikk...” kata si anak dengan riang.
“ya, sekarang ayah mau kerja...” katanya langung masuk ke dalam mobilnya yang mewah.

            Anak itu sangat riang mendengar ayahnya berjanji ingin mengajaknya pergi jalan-jalan. Sang ibu juga sangat senang melihat anaknya yang sudah tak bersedih lagi.
            Liburanpun tiba, saatnya si anak menagih janji ayahnya pada waktu itu. Namun pagi hari itu ayahnya masih saja berangkat ke kantor. 1, 2, 3, 4, 5, 6 hingga 7 hari liburan, ayahnya tetap belerja. Sisa waktu liburan si anak hanya 7 hari lagi. Akhirnya anak itu menagihnya saat ayahnya ingin bekerja.
~~~*pagi hari lagi*~~~
“ayah.. kapan kita jalan-jalannya..?” kata si anak dengan wajah cemas.
“ayah lembur terus, gak tau kapan ayah libur..” jawab sang ayah.
“tapi yah, aku ingin sekali kita jalan-jalan...” lanjut si anak.
“kamu gak ngerti ayah?! Ayah masih bekerja! Jangan ganggu ayah, sekarang kamu masuk kamar!” kata sang ayah dengan marah.
“tapi ayah punya janji sama aku dan ibu...” jawab si anak bersedih.
“masuk kamarr!!!” kata sang ayah dengan marah.
            Anak itupun menangis dan masuk kedalam kamar. Dia sangat bersedih, ayahnya lupa akan janjinya. Sang ibu membujuknya keluar kamar, dan menenagkan si anak. Akhirnya si anak tenang.
“bu, ayah kenapa tidak mengajak kita jalan-jalan...?” kata si anak.
“sabar yah... ayahmu masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan...” jawab si ibu.
“tapi ayah sudah berjanji bu..” kata anak itu dengan sedih.
Ibu: memeluk si anak.
Anak itupun mempunyai ide, besok harinya sebelum ayahnya berangkat, anak itu melakukan sesuatu yang sangat membuat ayahnya marah.



~~~*pagi hari lagi*~~~
Si anak keluar rumah, dan melihat mobil ayahnya. Dia mencari-cari cara. Dan akhirnya ketemu. Dia mencari benda yang sangat tajam, lalu mandapatkan obeng. Si anak mendekati mobil ayahnya, dan menggoreskan obeng itu ke mobil ayahnya. Dan menuliskan kata “Aku Sayang Ayah”. Setelah selesai, dia langsung masuk lagi ke dalam dan memberitahukan ke ayahnya.
“ayah...” panggil si anak.
“ada apa?” jawab sang ayah.
“aku sayang ayah...” jawabnya tersenyum..” jawab si anak.
“apa sih kamu, yaudah ayah mau pergi.” Kata sang ayah.
            Saat keluar rumah, ayahnya kaget melihat mobilnya yang ada goresan yang sangat besar, yang bertuliskan “Aku Sayang Ayah. Wajah ayahnya sangat marah, dan menengok ke arah anaknya.
“siapa yang melakukan ini!!!” kata sang ayah dengan sangat-sangat marah.
“aku yah... aku sayang ayah...” jawab si anak dengan tersenyum.
“ohh jadi kamu yang melakukan ini!!?” kata sang ayah dengan marah.
“iya yah, itu bukti aku sayang ayah, walaupun ayah belum menepati janji ayah..” jawab si anak.
“sini kamu! Dasar anak KURANG AJAR!!! Siapa yang ngajarin kamu kaya gini!!!”
            Sang ayah mengambil batangan rotan yang sangat besar, dan memukuli anaknya dengan sangat keras.
“dasar ANAK KURANG AJAR KAMU!!!! GAK TAU DIRI!!” kata ayahnya sambi memukuli anaknya.



“aku sayang ayah.... hemm hemmm hemmm...” jawab anak itu sambil nangis sangat keras.
“AYAH GAK PEDULI!!! KAMU UDAH NGERUSAK MOBIL AYAH!!! ANAK KURANG AJAR!!!” kata sang ayah sambil memukul kaki kanannya dengan sangat-sangat keras.
“MASUK KAMAR!!!” kata sang ayah.
            Anak itu masuk ke kamarnya sambil menangis dan berjalan dengan kaki pincang. Didalam kamar dia nangis seharian, sambil menahan sakit dibadan dan kakinya. Sangat-sangat sakit dia rasakan. Dan terakhir dia menuliskan sesuatu disebuah kertas dengan tulisan “AKU SAYANG AYAH, jangan marah-marah lagi ya yah...”
Sudah dua hari anak itu tidak keluar kamar, lalu sang ayah menanya kepada istrinya.
“kemana anak itu? Tumben gak keluar, coba kamu cek...” kata sang ayah.
“iya mas..” jawab sang ibu.
            Sang ibu memasuki kamar sang anak, dan melihat anaknya berbaring berselimut dan diatasnya terdapat kertas. Sang ibu mendekati anak itu, dan membangunkannya.
“nak bangun nak... ayahmu mencarimu..” kata sang ibu.
“nakk... bangun nak....” lanjut sang ibu.
            Karena tidak bangun-bangun, sang ibu mengecek anaknya, dan mengecek pernafasannya. Dan ternyata anaknya itu SUDAH TAK BERNAFAS LAGI....
Sang ibu menangis sangat kencang, yang membuat suaminya datang menghampirinya.
“ada apa kamu menangis...???” tanya sang ayah.
Sang ibu menangis, sambil mengasih sebuah kertas ke suaminya. Sang ayah membacanya, yang tertulis “AKU SAYANG AYAH, jangan marah-marah lagi ya yah...” setelah membaca itu, sang ayah menangis dengan sanagt keras.
“maafin ayah nak... maafin ayah...” kata sang ayah sambil menangis dengan keras.

Sang ayah memeluk mayat anaknya dengan sangat erat. Sambil terus berkata maaf. Namun mau bagaimana lagi? Anaknya sudah MENINGGAL DUNIA, dan tidak bisa lagi berkata AKU SAYANG AYAH...

Apa yang kalian dapat dari cerita di atas??? Janji? Kasih sayang? Atau apa???
Silahkan kalian simpulkan sendiri...
SEMOGA KALIAN SADAR.....     




Thank's For :
1. Allah Swt.
2. My Ayah
3. Ibu Bahasa Arab(MAN 8)
4. Anak MAN 8 Jak-Tim
5. SFH
6. My Agen ( Angga R & Nurdiansyah)
7. My Agen : Syafiq Fuadi M & Bahaudin Hasan Al-Bisri (MAN 8 Jak-Tim)
8. Paskabara
9. Semuanya yang sudah memberikan INSPIRASI.... 











Minggu, 17 Agustus 2014

Lo Liat Aja Sendiri part Cerpen 7

Seragam Pemulung
Karya: Asli Punya Gue, “Fahmy Ramadhan”

Ini cerita yang gue liat dipinggiran kota,  anak-anak pemulung yang ingin sekolah, dan bercita-cita yang tinggi. Gue tau, mereka hanyalah seorang anak pemulung, tapi apakah mereka gak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak??? Ayolah pemerintah, lindungi orang-orang seperti mereka, jangan hanya duduk dibangku emasmu...
~~~**~~~
Didit adalah anak yang rajin. Bangun subuh untuk sholat, perginya gelap pulang pun sama. Dia hidup dengan kakaknya Rani. Rumah yang sering berpindah-pindah, gerobak adalah tempat dia dan kakaknya berlindung. Namun semangatnya yang beitu hebat, membuat dia semakin yakin akan kesuksesan yang akan dia genggam. Seorang anak yang ingin sekali bersekolah, namun tidak memiliki biaya, makan pun hanya dengan nasi dan kecap, bahkan garam. Kakaknya merupakan satu-satunya orang tua baginya, yang sangat dia sayangi.
“Kak, aku dapat uang banyak nih...” katanya sambil memberi uang sepuluh ribuan.
“Wahh, alhamdulillah... kakak juga dapet uang lebih dek, lima belas ribu. Ini untuk persediaan makan kita untuk 7 hari...” jawab sang Kakak.
“Kak, aku laper... beli makanan yukk kak..” lanjutnya.
“Yaudah ayukk, tapi sama kecap aja yahh...” kata sang kakak.
“Yahh, kok sama kecap lagi kak....” lanjutnya.
“Kita kan harus hemat... hmmmm.. yaudah deh, tambah kerupuk aja yaa...” lanjut kakak.
Adik :  mengangguk sambil tersenyum.
            Belum sempat membeli makanan, 2 orang preman menghampirinya...
“Heyy... mau kemana kalian..?” tanya si Preman.
“Gakk.. gak mau kemana-mana kok bang....” jawab sang Kakak.
“Banyak duit lo neng... sini duitnya...!” katanya sambil merampas uang dari genggaman tangan kakak.
“Yahhh, jangan bang... itu buat beli makan, kita laper,, belum makan dari tadi pagi...” jawab sang Kakak.
“Enak aja... nih lo ambil...!” katanya sambil memberi uang dua ribu.
“Lo mulung disini tanpa ijin kita ! enak aja lo! ini wilayah kita!” kata preman yang satunya.
“Tapi kenapa banyak banget bang.. itu ada 25 ribu, kenapa saya dikasih cuma 2 ribu...” kata sang Kakak.
“Bawel lo!!! udah sono pergi!!” kata Preman.
Mereka akhirnya pergi dan tidak membeli makanan. Hanya tersisa uang 2 ribu rupiah di kantongnya.
“Kak... aku laperr....” kata Didit.
“Sabar yahh deek.. kita mulung lagi aja, biar bisa makan...” jawab sang kakak.
“Tapi aku udah gak kuat kak... laperr..” lanjut Didit.
“Yaudah, kamu tunggu disini.. biar kakak ajah yang mulung...” jawab sang kakak.
“Jangan lama-lama kak, aku udah gak kuat..” lanjut Didit.
~~~**~~~
Sang kakak akhirnya memulung barang bekas lagi untuk membeli makanan. Semua dia lakukan untuk adiknya. Karena dia hanya mendapatkan sedikit, tidak mungkin dijual akan laku, sang kakak mencari-cari makanan di tong sampah dekat ketring. Akhirnya dapat makanan sisa yang terdapat di tong sampah tersebut lalu membawanya pulang.

“Assalamu’alaikum...” salam sang kakak.
“Wa’alaikum salam... kak, mana makanannya? Aku udah laper banget..” tanya Didit.
“Nih... makanannya enak lohhh, pake ayam...” kata sang kakak sambil memberi bungkusan nasi yang diambilnya di tong sampah tadi.
“Wah... ayam??? Horeeeee!!! Kita makan ayam..!” kata Didit dengan sangat senang.
“Yaudah yuk, kita makan...” lanjut sang kakak.
            “Jika saja kamu tau, kalo makanan itu dari tong sampah, kamu pasti gak mau makan dek..” gumam sang kakak dalam hati. Sungguh begitu senangnya si Didit, ini pertama kalinya dia makan ayam. Sangatlah bersyukur anak itu. Kita??? Apakah kita sering mensyukuri makanan yang ada??? Saya rasa tidak. Dikasih tempe dan tahu aja udah ngomel. Apalagi dikasih makanan yang bersumber dari tempat yang kotor??? Fikirkanlah.
~~~**~~~
“Kak, aku pengen banget sekolah... kayak anak-anak lain...” kata sang adik.
“Sabar yah... kalo kakak punya duit yang banyak, pasti kamu sekolah. Berdoa aja sama Allah..” jawab sang kakak.
“Iya kak. Sebenernya ayah sama ibu kemana sih kak..?” tanya sang adik.
“Ada kok...” jawab sang kakak.
“Dimana kak...? aku pengen ketemu mereka. Aku pengen seperti ank-anak yang lain, yang punya orang tua..” lanjut si adik.
            Sang kakak bingun dan hanya bisa terdiam. Didalam hatinya hanya bisa bersedih. Jika adiknya tau, kalau ayah dan ibunya itu meninggalkan mereka dan menitipkan mereka pada panti asuhan yang sangat tidak nyaman. Yang membuat sang kakak membawa adiknya pergi meninggalkan panti asuhan.
“Yaudah, kita tidur aja yuk. Besok kan kita mau mulung lagi...” jawab sang kakak setelah melamun sesaat.
“Iya deh...” lanjut sang adik.
            Sang adik pun terlelap. Namun tidak bagi sang kakak. Selalu terbayangkan dengan perkataan adiknya tadi. Bagaimana caranya agar dia menyekolahkan adiknya. Sedangkan adiknya sangatlah ingin bersekolah.
            Pagi hari yang cerah dengan kicauan-kicauan burung di udara, juga udara kota yang mulai memancarkan asap- asap tebal yang merupakan ampas kendaraan. Dengan semangat untuk beribadah kepada-Nya, lalu pergi untuk mencari sesuap nasi.
            Kala itu Didit mengais rizkinya di suatu tempat yang di impi-impikannya. Sebuah sekolah yang sangatlah bagus, dengan gedung bertingkat 3 dan nama yang bagus. Ia pun memasukinya, dan melirik matanya di balik jendela berkaca bening, melihat orang-orang yang sangatlah beruntung, yang dapat menuntut ilmu didalamnya. Belum sempat melihat 5 menit, ada salah satu orang yang menghampirinya.
“Hey! Sedang apa kamu disitu...! pergi sana ! dasar gelandangan...!” kata salah satu orang yang berpakaian rapih.
“Maaf bu, saya hanya melihat-lihat...” jawab Didit.
“Heh,,! Lantai ini saja gak pantes untuk kamu injak! Gak sesuai sama Kasta kamu! Pergi sana...!!!” lanjutnya dengan sangat marah.
            Tanpa berkata lagi, Didit langsung pergi meninggalkan sekolah itu. Sungguh miris hatinya, mendengar bentakan seperti itu. Memang anak itu miskin, tapi apa pantas jika bibir kita ini mengatakan hal itu padanya???. Pulang memulung, ia langsung memeluk kakaknya dan hanya bisa menangis.
“Kak.....” menangis dan memeluk kakaknya.
“Hey,, kamu kenapa..?” tanya sang kakak.
“Hemmm hemmm hemmm....” tangis sang adik.
“Kamu kenapa? siapa yang bikin kamu nangis begini...?” lanjut sang kakak.
“Aku udah gak niat untuk sekolah...” jawab sang adik setelah menghapus air matanya.
“Loh, kenapa...? bukannya kamu pengen banget sekolah..?” lanjut sang kakak.
“Cuma orang kaya aja yang boleh sekolah kak... aku engga. Kita cuma orang miskin, lantai sekolah itu aja gak pantes buat aku injek..” jawab sang adik.
“Loh, kok kamu ngomongnya gitu...?” tanya sang kakak.
“Bukan aku yang ngomong, tapi ibu guru yang disana...” jawab sang adik.
“Sudah-sudah.... jangan dengar kata mereka. Kakak sanggup untuk menyekolahkan kamu, tapi yang sabar.” kata sang kakak.
“Gak perlu kak, kita seperti ini aja...” lanjut sang adik.
“Kamu ini... gitu aja langsung nyerah. Nihhh untuk kamu, dicoba deh...” kata sang kakak sambil memberika seragam sekolah bekas yang dibeli dipasar untuk adiknya tercinta.
“Baju sekolah.... aku sekolah kak???” kata sang adik dengan kaget.
“Iyah, kamu pasti bakalan sekolah. Tapi sabar yah... kakak baru bisa beliin baju itu aja buat kamu. Nanti setelah uang kakak cukup, kakak akan bayarin kamu untuk daftar sekolah... semoga dengan adanya baju ini, agar kamu lebih semangat untuk sekolah....” jawab sang kakak.
“Makasih kak.. aku akan sabar untuk menunggu, dan sabar untuk nyari uang buat sekolah...” kata sang adik.
“Nahhh, gitu dong... kakak sayang kamu...” sambil memeluk adiknya.
~~~**~~~
            Ya... begitulah kehidupan diluar sana. Orang yang tak mampu, hanya bisa seperti itu. Bersyukurlah bagi yang mampu. Dan jikalau bisa, yang mampu itu bisa menarik yang tak mampu, untuk memberikan hidup yang layak untuk orang-orang diluar sana. Lihatlah dunia luar, jangan hanya melihat dan menjaga harta mu saja. Mereka hanyalah kertas biasa, yang harus kita manfaatkan, untuk sesuatu yang menolong kita di suatu saat nanti....


(Sesuatu karangan, untuk hidup yang lebih baik)

Thank's For :
1. Allah Swt.
2. Paskabara 
3. My Family
4. SFH
5. My Best Friend's
6 My Agen ( Angga R & Nurdiansyah)
7. My Agen ( Syafiq F M & Bahaudin H Al-Bisri)
8. MAN 8 Jak-Tim
9. Thank's For All...


Lo Liat Aja Sendiri part Cerpen 6

“...Buah Kejujuran...”
Karya : Asli Punya Gue, “A.F.R”


            Di sebuah perusahaan ternama, Andika Rama Nugraha bertugas sebagai BENDAHARA. Seorang pemuda yang sangatlah beruntung bisa bekerja ditempat tersebut. Anak yang terlahir dari keluarga yang miskin, bisa membanggakan dan mengharumkan kedua orang tuanya.
~~~*Aliyah(SMA)*~~~

“Jadi kesimpulannya, jadi orang jujur itu gak rugi. Remaja seperti kalian, jika mudanya sudah dipupuk dengan kejujuran, kalian gak akan sesat. Jika perlu, kalian tulis dihati dan pikiran kalian “JU-JUR”. Baiklah, cukup sudah pelajaran kali ini, semoga bermanfaat.” jelas Pendidik yang sedang memberikan kesimpulan.

            Semenjak nasihat itu, aku sadar. Bahwa orang jujur itu akan sukses nantinya. Dan aku mengubah motto hidupku “Jujur adalah Kunci Kesuksesan”. Senang rasanya, mempunyai keluarga yang membuat hidupku tenang. Yang membuat diriku menjadi orang yang berguna bagi masyarakat kelak.
            Di rumah banyak yang aku dapatkan. Bukan hanya sekedar makan dan hidup, tetapi ilmu-ilmu bermanfaat yang diberikan oleh kedua orang tuaku. Mereka bukanlah orang-orang pintar, yang dapat melanjutkan sekolah mereka ke jenjang yang lebih tinggi.Ya.. mereka berdua tamatan SMA.
Orang-orang tempo dulu, lebih mengerti tentang akhlaq. Walaupun, mereka sekolah hanya sekedar bisa membaca dan menulis. Mereka tak paham dengan teknologi. Sebab, dulu gak ada yang namanya HP canggih seperti sekarang. Mereka hanya tau mengaji, mengaji, dan mengaji. Hal itu yang sering mereka lakukan setiap maghrib berlangsung. Itu yang membuat karakter meraka tidak seperti orang-orang pintar yang duduk dibangku emasnya saat ini. Yang hanya bisa menikmati upeti dari rakyat kecil, yang mengakibatkan perut mereka membengkak seperti balon di udara, bahkan lebih.
Selain dirumah, karakterku juga dilatih disekolah. Yaa... sangat disayangkan jika anak bangsa tidak bisa mencicipi bangku sekolahan. Semestinya, mereka semua bisa merasakan pahit-manisnya bangku sekolah. Kehidupan yang amatlah keras yang membuat mereka meninggalkan sekolah mereka demi recehan uang.
Angin mulai melarikan diri kesana kemari, yang membuat suasana menjadi sejuk. Fikiranku sangatlah dibuat fresh oleh-Nya. Jam dinding di sebelah kananku, sudah menunjukan angka 17:30. Aku ditemani oleh teman setiaku, yang hanya bisa berbicara melalui layarnya. Yang bisa ku lakukan hanyalah menunpahkan cat-cat hitam di dalam laptopku. Dibantu oleh fikiranku yang mempunyain banyak inspirasi.

Kringgg !! kringgg!! Kringgg!!
            Suara itu pertanda, untuk saatnya pulang ke tempatku berlindung. Disetiap putaran ban motorku, tak ada hentinya diriku selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Itu yang selalu diajarkan oleh orang tuaku. Entah mengapa selalu terbayang olehku, tentang perkatan ayahku.
“Rama... kita ini manusia yang gak punya apa-apa. Yang kaya hanyalah Allah, harta kita semua hanyalah titipan darinya. Syukuri apa yang kita dapatkan disini. Jangan seperti petinggi-petinggi negara, yang tidak mensyukuri nikmat Allah. Upah sudah besar, masih saja melakukan hal yang tidak jujur, mempreteli harta rakyat kecil. Inget Rama, kamu ini anak yang mengerti agama, jangan sampai kamu terlibat seperti orang-orang yang tidak jujur diatas sana...” perkataan Ayah.
            Jujur, jujur dan jujurlah yang selalu dibahas pada bulan-bulan ini. Ya, aku paham. Orang jujur di zaman ini, sangatlah langka. Seperti mencari jarum ditumpukan jerami. Bukan hanya ayahku yang selalu membahas tentang kejujuran, dan juga bukan hanya pelajaran Akidah Akhlaq yang membahas tentang kejujuran disekolah. Tapi hampir semua.
~~~**~~~
“Jadi anak Ips ini, harus kuat iman dan taqwa kepada Allah. Dan kejujuran kitalah yang sangat dibutuhkan. Jikalau kita bekerja di perpajakan dan kita tidak memiliki sifat jujur, apa yang akan terjadi??? KORUPSI merajalela. Uang sedikitpun, dan itu hasil dari korupsi, jangan harap Allah akan senang padamu. Tapi jika, uang sedikitpun dengan cara yang halal, maka Allah akan senang padamu. Allah sayang kepada orang-orang yang jujur... Paham kalian..?” jelas guru Ekonomi.
“Paham bu...” jawab semua peserta didik.
~~~*4 tahun kemudian*~~~
            Waktupun berlalu, aku bersama dengan impianku melewati dunia luar yang amat menyaramkan bagi orang-orang yang lemah akan iman. Kita semua bersaing untuk mendapatkan sesuap nasi. Orang tuaku selalu mendoakanku yang terbaik bagi anak-anaknya. Sekian kalinya aku melamar pekerjaan, sudah 9 kali ditolak. Dan pada akhirnya, ada juga perusahaan yang mau menerima aku sebagai karyawannya.
            Aku bekerja sebagai OB disana. Ku jalani itu semua dengan ikhlas. Setiap paginya, menyiapkan makan dan minum bagi karyawan-karyawan disana. Membersihkan sesuatu yang harus ku bersihkan disana. Pagi yang cerah selalu memperlihatkan senyum yang indah antar sesama.
“Pagi Ndi...” kata salah satu karyawati yang menyapaku.
“Pagi mbak...” balasku.
“Oh iya, nanti siang aku nitip mie ayam yaa, di dekat pasar. Yang pedes...” lanjutnya.
“Baik mbak...” balasku.
            Seperti robot yang selalu diperintah. Namun aku tak akan mengeluh, ini semua ku lakukan untuk mendapatkan hidup yang layak. Semua berawal dari bawah. Saat itu, aku melihat dompet yang terjatuh di lantai kamar mandi. Dan ku lihat KTP nya, ternyata itu punya Pak Iman, bos kami.
“Dompet siapa nih...” kataku berbicara sendiri.
Ku lihat kanan dan kiri, dan tiada orang satupun disana. Ketika ku buka...
“Wah.. ini punya bos. Gawat nih, kalo sampe ada orang laen yang nemuin...” kataku.
Segera aku berjalan menuju ruangan bos dan menemuinya.
Tok tok tok !
“Silahkan masuk....” kata Bos yang berada didalam.
“Permisi pak...” kataku.
“Ya, silahkan duduk...” lanjut Bos.
“Begini pak, tadi saat saya sedang membersihkan kamar mandi, saya menemukan dompet bapak disana... ini pak...” jelasku sambil memberikan dompet Bos.
"Hah, dompet???(sambil memeriksa sakunya) astagfirullah..... iya, itu punya saya. Makasi Di, untungnya kamu yang nemuin. Kalo orang lain, bisa di ambil. Kamu memang sangat jujur..” kata Bos.
“Iya pak, sama-sama. Kalo gitu, saya permisi dulu ya pak...” kataku.
“Eh tunggu...!” panggil Bos.
“Ini buat kamu, karena sudah menemukan dan mengembalikan dompet saya...” lanjut Bos sambil memberi uang 200 ribu.
“Gak usah pak. Saya ikhlas...” balasku.
“Sayapun ikhlas memberimu, ambil..” lanjutnya memaksa.
“Kalo gitu, makasih ya pak...” balasku.
“Iya, sama-sama...” lanjut Bos.
            Ini sebabnya orang tuaku mendidik kejujuran sejak kecil. Jika aku tak mendapatkannya, aku yang akan sengsara. Lebih baik tidak mendapat apapun, ketimbang mendapatkan yang lebih, jika itu bukan hak milik kita.

~~~*5 tahun kemudian*~~~
            Sudah cukup lama aku bekerja ditempat ini. Sampai pada akhirnya aku mempunyai seorang istri. Aku masih dipertahankan ditempat ini, hanya karena kejadian 5 tahun lalu. Sungguh beruntung jika menjadi orang jujur. Aku mendapatkan istri yang baik untuk mendampingi hidupku. Bukan hanya baik, namun juga cantik. Dia menerima hidupku yang apa adanya seperti ini.
            Kala itu, ada sesuatu yang mengejutkan untuk kami semua ditempat kerja. Bendahara perusahaan telah meninggal akibat kecelakaan. Kita semua kehilangan bendahara yang sangat jujur itu. Ada kala sedih saat itu, namun ada sesuatu yang aneh juga menurutku. Setelah kita semua kehilangan Pak Yusuf(Bendahara), Pak Iman bos kami, mengumumkan sesuatu kepada kami semua. Dan itu yang membuat diriku kaget.
“Kita turut berduka untuk saudara kita Yusuf. Beliau adalah orang yang sangat jujur selama dia bekerja di sini, saya salut padanya. Namun, kita harus segera mencarikan penggantinya. Saya akan pilih salah seorang dari kalian, yang menurut saya paling baik... “Andi” kamu yang akan menggantikan Yusuf...” jelas Pak Iman.
“Andi.. sini..” panggil Pak Iman.
“Saya memilih Andi, karena saya fikir dia orang yang sangat jujur. Jika bukan karenannya, dompet saya tidak akan kembali ke saya lima tahun yang lalu. Kamu akan dibantu oleh Susi...” lanjutnya.
“Saya pak...?” tanyaku.
“Iya, kamu. Tenang saja, kamu akan dibantu oleh Susi..” jawabnya.
Aku : Mengangguk..
~~~*Dapur Kantor*~~~
“Eh ada Pak Andi...” ledek salah satu temanku (OB).
“Yee.. apaan sii, biasa aja kali.. gak usah pake “Pak” segala. Kita semua sama, gak ada yang beda..” jelasku.
“Iyaa deh... ehh beruntung banget lo, bisa diangkat jadi bendahara begitu. Emang kejadian 5 tahun lalu kayak gimana sih..?” tanyanya.
“Udahlah, gak perlu diceritain. Gak enak, nanti malah jadi Dosa. Yaudah, ane pulang dulu yee, assalamu’alaikum..” kataku sambil meninggalkan dapur.
“Wa’alaikum salam..” balasnya.
~~~**~~~
            Pulang kerumah dengan sangat senang. Aku memberitahukan ke Istri dan orang tuaku. Dan mereka sangatlah senang mendengarnya. Inilah buah kejujuran. Dan bisa dipercaya oleh banyak orang. Berkat kejujuran inilah, aku bisa mengangkat derajat kedua orang tuaku.
            Dan pada akhirnya, aku bekerja disana sampai 15 tahun. Cukup lama sekali aku bekerja dan mengabdi disana.......

(Fiksi Semata hanya untuk Pembangunan Karakter yang Lebih Baik)

Thank's For :
1. Allah Swt.
2. Paskabara 
3. My Family
4. SFH
5. My Best Friend's
6 My Agen ( Angga R & Nurdiansyah)
7. My Agen ( Syafiq F M & Bahaudin H Al-Bisri)
8. MAN 8 Jak-Tim
9. Thank's For All...
           



Minggu, 03 Agustus 2014

"...Rumah..."

"...Rumah..."



Kali ini gue mau ngomongin soal RUMAH.

Kalo menurut gue, rumah itu tempat kita buat berteduh. Bukan hanya tempat berteduh dari hujan dan panas, melainkan tempat kita mengadu, mendapatkan kasih sayang, mendapatkan kebahagiaan. Intinya, lo bisa dapet segala-galanya disana.
Memang seperti itulah fungsi rumah, tapi banyak juga orang-orang yang gak bisa mendapatkan kebahagiaan dan kesejukan didalam rumahnya sendiri.
Hanya mendapatkan Panas dan rintik-rintik hujan jika hujan datang.
Gak bisa lagi bermain didalam rumah.
Entah, apa penyebab dari itu semua.

Gue hanya kasihan melihat anak-anak bangsa yang sedang semangat-semangatnya belajar. Diganggu dengan keadaan rumah yang berantakan.
Entah, apa yang ada dipikiran Orang tua mereka.

Yang sering terjadi, banyak anak-anak bangsa yang terlantar akibat pertengkaran kecil.
Anak bangsa tersebut, awalnya semangat untuk membangun Negeri ini...
Namun, karena melihat hal yang seharusnya mereka tak melihatnya, meraka(Anak Bangsa) menjadi frustasi, jengkel, emosi, bahkan sampai ada yang bunuh diri.
Mereka hanya ingin RUMAH nya itu kembalik seperti dulu.
Mereka ingin merasakan kebahagiaan yang dulu mereka rasakan...


Karena itu semua, banyak anak bangsa yang rusak MORAL nya, AKHLAQ nya, Dan TIDAK MEMILIKI KARAKTER YANG BAIK...
Yang awalnya bersemangat untuk sekolah, malah jadi berantakan.
Yang awalnya berprestasi di sekolah, menjadi FRUSTASI...
Apa fungsi ORANG TUA???
Mendidik anak???
Tetapi mengapa anak bangsa masih banyak yang seperti ini...

Pergaulan Bebas.




Pergaulan Bebas.




Tauran Remaja.




Over Dosis.



Dirumah sendiri, mereka sudah tidak mendapatkan kebahagiaan, akhirnya mereka lari kesini...


Diskotik.


Apa yang akan dilakukan oleh orang tua mereka jika anak mereka sudah terjerumus kedalam itu semua???
Meyesal kah???
Siapa yang awalnya membuat sedemikian rupa???

Buat orang tua, berfikirlah kalian, sebelum semuanya terlambat..
Dan buat Remaja, kalian sudah bukan anak kecil yang tidak mengetahui apa-apa, seharusnya kalian lebih tau akan hal baik dan buruk. Ya, gue tau bagaimana rasanya jika didalam ruamh kita tidak mendapatkan kebahagiaan, tapi GUE MASIH BISA BERFIKIR JERNIH. Seharusnya, remaja sekarang bisa berfikir seperti itu...


INI BUAT REMAJA INDONESIA.
DAN JUGA PARA ORANG TUA.
Demi Generasi yang LEBIH BAIK.


SALAM REMAJA INDONESIA...!






Jumat, 01 Agustus 2014

Lo Liat Aja Sendiri part Cerpen5

Aku Rindu Ayah...
Karya: Asli Punya Gue, “F.R”
  
Lima tahun yang lalu, keluarga kami sangatlah harmonis. Ayah dan Ibu sangat akrab, aku dan kakak sangat akur, tak ada perselisihan diantara kami. Namun semua berubah saat terjadi peristiwa yang sangat aku tidak minta kehadirannya. Keluarga yang sangat harmonis, berubah jadi keluarga yang sangat berantakan. Ayah dan Ibu yang sangat akrab, berubah menjadi seperti Air dan Minyak. Ayahku menikah lagi, dengan perempuan tua yang kaya. Entah apa yang ada pada pikiran ayah, mengapa dia tega melakukan ini semua pada kami. Namaku Syifa, masih sekolah kelas 1 SMP. Sedangkan kakakku Riani, dia bekerja sebagai penjait di salah satu pabrik dekat rumah kami.
~~~**~~~
“Ayah mau pergi untuk bekerja besok, kalian jaga ibu kalian yang sedang sakit...” kata Ayah.
“Baik yah, memangnya ayah ingin bekerja dimana...?” tanya Kakak.
“Sudahlah, kamu tidak perlu tau. Ini urusan ayah...” lanjut Ayah.
Kakak : mengangguk..
“Yasudah Mas, besok kamu hati-hati yaah...” kata Ibu.
“Iyaa, saya tau..” jawab Ayah dengan wajah cemberut.
            Entah mengapa kejadian itu seperti petir yang menyambar keluarga kami. Ayah sekarang menjadi berbeda, dia tidak pernah berkata halus dan manja lagi ke Ibu. Ayah sekarang sangatlah kasar pada kami, entah setan apa yang telah merasukinya. Waktu itu aku tidak sengaja menyenggol gelas, dan pecah. Karena mendengar suara Ibu teriak, yang terbangun dari tidurnya. Ayah sangat marah dan berlaku kasar padaku.
“Aaaaaa!!!!(teriak Ibu)
“Cetaarrrrr!!!!(suarah gelas pecah)”
“Astagfirullah...” kataku.
“Bagus yaa kamu! Pecahin aja semua gelas! Kamu banding didepan muka ayah!...” kata Ayah dengan marah.
“Maaf yah, aku gak sengaja..” jawabku.
“Dasar anak bodoh!!! Mangkanya jangan kebanyakan ngelamun!!!” kata Ayah dengan marah, lalu mendatangi Ibu.
“Kamu ini!!! Apa maksud kamu teriak-teriak!!!” tanya Ayah dengan marah.
“Maaf Mas, tadi aku mimpi buruk...” jawab Ibu.
“Gak tau aturan kamu!!! Baru sakit sedikit aja udah teriak-teriak!!!” lanjut Ayah dengan marah.
“Maaf Mas...” lanjut Ibu.
“Akkhhh! Saya pusing dirumah ini!!!” teriak Ayah sambil meninggalkan rumah.
“Ibu...” kataku sambil memeluk Ibu.
“Ibu gak dipukul sama Ayah kan..? Ibu baik-baik aja..?” lanjutku sambil terus memeluk Ibu.
“Ibu gapapa nak, Ibu gak diapa-apain kok, sudah-sudahh...” jawab Ibu.
“Tapii bu, Ayah udah kasar banget sama Ibu...” lanjutku.
“Sudahlah, tolong ambilkan Ibu minum nak...” kata Ibu.
...........................................................................................
“Nihhh bu, minumnya...” kataku sambil memberi air minum.
“Makasih nak....(minum) mungkin saja Ayahmu itu sedang ada masalah di tempatnya bekerja. Jadi Ayah sering marah-marah begitu, kita harus sabar saja...” kata Ibu dengan tersenyum.
“Iyaa bu... “ jawabku.
“Yasudah, kamu belajar sana...” lanjut Ibu.
“Tapi, aku mau nemenin Ibu...” jawabku.
“Ibu gak usah ditemani, kamu belajar saja sana...” lanjut Ibu.
“Baik bu...” jawabku.
            Setelah kejadian itu, Ayah tidak pulang kerumah selama 5 hari. Ibu sangat panik dan mengkhawatirkan Ayah. Aku dan Kakak pun juga, entah kemana Ayah pergi. Kesana-kemari Kakak mencari kabar tentang Ayah, namun tidak ada satu orang pun yang tau. Seharian kakak mencari tentang kabar Ayah, akhirnya dengan hasil 0, kakak pulang ke rumah.
“Assalamu’alaikum...” salam kakak.
“Wa’alaikum salam, duduk nak..” jawab Ibu.
“Bagaimana Kak?? Sudah ketemu Ayah ada dimana???” tanyaku.
“Belum, semua yang kakak tanya, tidak ada yang mengenal foto Ayah. Biar besok kakak cari lagi..” jawab Kakak.
“Yasudah, kamu mandi lalu makan...” kata Ibu.
“Iya Bu...” lanjut kakak.
            Sudah satu bulan lamanya, ayah meninggalkan kami. Kami sangat rindu dengan dia, tapi mengapa dia pergi meninggalkan keluarganya begitu saja. Sekarang ibu bekerja menjadi buruh cuci tetangga kami. Cukuplah untuk kebutuhan sehari-hari. Aku sangat iri dengan teman-teman di sekolah, mereka memiliki keluarga yang lengkap. Setiap pulang sekolah, selalu dijemput dengan ayah mereka. Sedangkan aku?? Kemana ayahku?? Sudah 2 bulan dia meninggalkan kami...
Saat aku pulang dari sekolah, aku melihat ayah sedang berjalan sambil bergandengan tangan denga wanita yang kira-kira sudah cukup tua. Aku belum yakin jika itu adalah ayah. Setelah aku lihat dengan sangat tegas, ternyata benar... itu ayahku yang sudah 2 bulan meninggalkan keluarganya.
“Ayah...!” panggilku dengan riang.
Ayah menengok kepadaku, tapi entah kenapa tatapannya itu seperti dia tidak mengenali aku.
“Ayah, kapan ayah pulang..? kita semua kangen ayah...” lanjutku.
“Siapa kamu? Saya tidak kenal kamu...” jawab ayah lalu meninggalkanku.
......................................................................................................................................................
“Aku sayang ayah... kita semua kangen sama ayah....” kataku sambil memeluk dari belakang.
“Lepaskan saya! Saya tidak kenal kamu!” kata Ayah.
“Bilang aja kalo mau ngemis, nih!!” lanjutnya sambil melemparkan uang receh ke mukaku.
            Setelah itu, aku hanya bisa menangis akan semua perlakuan Ayah terhadap diriku. Sesampainya dirumah, aku hanya bisa menangis atas semua perlakuan Ayah.
“Bu...” kataku.
“Kenapa nak... lohh, kamu kenapa menangis..?” jawab Ibu.
“Ayah bu..... Ayah...” lanjutnya.
“Kenapa dengan ayahmu..? kamu ketemu dengannya..?” tanya Ibu.
“Ayah sudah punya istri baru, tadi aku ketemu dan ayah gak mengakui aku sebagai anaknya..” jawabku lalu menangis dipelukan Ibu.
......................................................................................................................................................
            Aku dan Ibu hanya bisa menangis. Ibu sangatlah bersedih, rumah tangga yang dipertahankan selama bertahun-tahun hancur hanya dengan kehadiran perempuan lain. Di setiap doa Ibu, ibu selalu mendoakan agar ayah kembali lagi ke rumah ini. Aku pun sama, aku hanya ingin keluarga ini utuh kembali.
            Pada waktu berbulan-bulan kemudian, ayah akhirnya datang kembali. Kami semua sangatlah senang, namun kesenangan kami semua hanyalah hayalan belaka. Ayah datang ke sini hanya ingin pamit dengan kami, dan ayah berkata jujur dengan kami.
“Assalamu’alaikum..” salam ayah datang kerumah.
“Wa’alaikum salam, Ayah..??? Ibu..! ayah pulang...!” kataku dengan sangat senang.
“Aku aku kangen ayah...” lanjutku sambil memeluk ayah.
“Lepaskan..” katanya.
Aku : Terdiam..
“Akhirnya, kamu pulang juga Mas... mau minum apa Mas..?” tanya Ibu.
“Gak perlu, saya kesini hanya sebentar. Mana Riani? Saya ingin berbicara sama kalian semua...” jawab Ayah.
“Ayah mau tinggal sama kita lagi kan?? Yah, aku kangen banget.. aku pengen keluarga ini utuh kembali, seperti dulu...” kataku.
“Mana Riani..?” tanyanya lagi.
“Belum pulang Mas...” jawab Ibu.
“Yasudah kalo gitu tanpa dia juga gapapa..” lanjut Ayah.
“Saya sudah tidak betah dengan ini, saya sudah punya istri lagi di luar sana. Dan saya lebih hidup bahagia dengan istri baru saya. Saya ingin cerai sama kamu...” kata Ayah terus terang.
......................................................................................................................................................
“Gak pake nolak! Saya sudah benar-benar benci dengan keluarga ini. Saya pamit...” lanjut Ayah lalu pergi.
“Ayah....! jangan pergi yah, jangan pergi......” kataku sambil menangis.
“Ibuu..... ayah pergiii.......” tangisku sambil memeluk Ibu.
Ibu menangis kembali atas semua perlakuan ayah terhadapnya. Tak lama kemudian, kaka pulang.
“Ibu, kenapa nangis..?” tanya kakak yang baru pulang.
“Ayah pergi ninggalin kita kak....” jawabku masih menangis.
“Ayah sudah punya istri baru..” lanjutku.
“Astagfirullah....” kata kakak sambil memeluk kita semua.

Kita semua menerima keadaan tersebut. Kesedihan Ibu tidaklah terlalu lama, ibu hanya bisa berdoa agar ayah tersadar dari semua perlakuannya. Dan bisa kembali lagi kerumah.
......................................................................................................................................................
            Suatu hari, ibu mendengar kabar dari salah satu teman suaminya. Mengabari bahwa Ayah telah meninggal dunia akibat mabuk terlalu banyak. Mendengar itu semua, ibu mengajak kami mendatangi Ayah, namun terlambat. Ayah sudah dikuburkan, dan kami semua belum sempat melihat wajahnya terakhir kali.........

Kesimpulannya adalah, janganlah kalian mengikuti hawa nafsu kalian. Nafsu itu hanya memberikan kenikmatan yang sementara, bukan selamanya. Kesetiaan adalah kita bisa menerima kekurangan pasangan kita. Setiap hubungan pasti mempunyai masalah, tapi masalah tersebut bukanlah kita hindari, melainkan kita hadapi bersama.
“...Semoga Bermanfaat...”

Thanks For :
1. Allah Swt.
2. My Father
3. Paskabara
4. SFH
5. My Agen ( Angga Rahman & Nurdiansyah)
6. My Agen : Syafiq Fuadi M & Bahaudin Hasan Al-Bisri
7. Home is the Best
8. Thanks for Inspiration..