Minggu, 06 September 2015

“Kosong“ [Puisi]



                                                  “Kosong“
                                   Karya : Nur Afifatur Rahma

Duhai angin...
Bawalah rinduku pergi
Terbang jauh menembus awan

“Rela Terjatuh Lagi” [Cerpen]



                                                 “Rela Terjatuh Lagi”
                                                      Karya : Nur Afifatur Rahma


Sore hari,matahari mulai terbenam disebelah barat langit pun mulai gelap. Seperti biasa dengan aktivitas aku berkomunikasi dengan alat-alat rumah tangga . pagi dan sore beres-beres rumah,menyapu lantai,mengepel lantai dan nyuci piring itu sudah aktivitas rutin aku kalau libur yaa biasalah namanya juga cwe enggak luput dari peralatan alat rumah tangga hehehe.

Selesai sudah menyapu dan mengepel aku menghelakan nafas sebentar sambil memegang handphone aku,aku

“Bersahabat Dengan Ajal” [Cerpen]

                                                 “Bersahabat Dengan Ajal”
                                                  Oleh : Nur Afifatur Rahma

Siang hari, aku merasa ada yang berbeda dari tubuhku. Aku merasa tidak nyaman dalam tubuhku, akhir-akhir ini aku sering banget panas dingin, pusing, lelah sekali. Tetapi panas dingin yang aku alami sekarang tidak seperti biasanya merasa sangat berbeda sekali . Aku lemas, tak berdaya, badan ku sulit untuk dilawan, rasanya ingin tiduran saja. Yaa Allah sakit apa ini???aku tak pernah merasakan ini sebelumnya. Aku hanya tahu aku memiliki penyakit asma dan fisik aku lemah, udah itu saja .
Daripada didiamkan saja takut tambah parah, akhirnya aku menanyakan tentang keluhan sakit yang aku derita.
“Mamah? ko dede sering panas dingin,pusing,engga enak badan deh”,kataku.
“Itu meriang aja ko.”kata mamah.
kalau Cuma sakit itu aku bisa menahan dan melawannya namun ini aku tak kuasa menahannya.

Saat aku iseng-iseng memegang leherku, saat aku membersihkan leherku lalu aku memegangnya sebelah kanan dan kiri tanpa disadari leherku sebelah kiri lebih besar ada jendolan yang lumayan besar. Aku pegang-pegang tidak sakit, lalu ini apa? aku bertanya-tanya dalam diamku.

Saat aku mengobrol dengan mamah aku menanyakan jendolan yang ada dileherku. “Mamah, dileher dede ada jendolan gitu, coba pegang deh”,(sambil menarik tangan mamah).
mamah memegang jendolan dileher ku. “wah iya ini ko ada jendolan? ini kayaknya penyakit getah bening”. mamah mukanya sudah panik sambil berkata
 “ini harus cepat-cepat di obati segera takutnya tambah besar,kalau sudah besar harus di operasi. ayo berobat di tradisional aja jangan dirumah sakit,kalau dirumah sakit pasti disuruh operasi.

Selasa, 25 Agustus 2015

Cinta Terlarang

“Cinta Terlarang”
Oleh : Avertini (26G MAN8)

Apa...
Apa yang sebenarnya kurasa ?
Cinta...
Apakah ini cinta ?
Candamu...
Tawamu...

Minggu, 23 Agustus 2015

?

?
Oleh : M.A.N

Dikala pagi mengusir malam
Matahari menggantikan kegelapan
Takbir mengantar syahdu kemenangan
Burung-burung membawa damai

Namun segalanya berubah
Embun pagi berubah menjadi asap
Air berubah menjadi asap
Putih menjadi hitam

Waktu

“...Waktu...”
Oleh : BHAL-MAN

Tak terasa...
Detik waktu berjalan dan terbuang
Kita telah lama bersama
Semakin lama wajahmu semakin terbayang
Entah ada apa didalam hati dan fikiran

Mata ini tak letih terus melihat
Wajah yang setiap hari menemaniku
Senyum itu, ah... mengapa dengan diriku ini ?

Sabtu, 22 Agustus 2015

Remaja Insyaf

Remaja Insyaf
Oleh : Zulfiah Ulfah

“Kriiiiinnggg” alarm berbunyi menggaggu tidur yang hanya 3 jam sehabis begadang menonton pertandingan sepak bola di TV yang tayang tengah malam. “Andii, bangun nak. Kamu berangkat sekolah gak hari ini?” dan suara Mama pun ikut menggaggu tidur gue. “Iya Maa” sahut gue malas-malasan. Hai nama gue Andi Perkasa, biasa di panggil Andi oleh siapapun yang kenal gue.
Di sekolah gue emang terkenal sebagai jagoan, dan disukai banyak anak perempuan, ya jangankan anak perempuan deh, guru-guru juga ikutan cubit pipi gue haha... Secara tampang gue yang tampan, imut, cool dan baik, satu hal yang harus kalian tau kalo gue salah satu anak yang berprestasi. Oke cukup nyombongin dirinya. Intinya gue ini cukup disegani banyak orang meskipun terkadang selalu masuk ruang BP karena kasus nakalnya diri gue ini.
Gue memang punya banyak temen, tapi hanya ada 2 sahabat yang selalu setia bareng-bareng bersama gue kapanpun dan dimanapun. Mereka adalah Fatih dan Alfian. Fatih adalah sahabat gue yang kalem tapi berbakat disemua hal, baik dalam hal akademik maupun non-akademik, contohnya dia

Ini Untukmu

“Ini Untukmu”
Oleh : F.Reak

Di malam yang dingin,
Ku tetap bersandar,
Menatap cahaya teknologi,
Dengan jemari yang tiada henti.

Aku terus berlari di kala sunyi...
Mengejar sepatah kata yang indah,
Tuk ku raingkai menjadi alunan melodi,
Yang menyentuh kalbu ini.

Tak sadar malam ‘tlah berganti,
Ku terus saja... berlari,
Walau seorang diri,

Bicara Hati

"Bicara Hati"
Oleh : Zaid Anshori R
Bicaralah... Bicarakan rahasia hatimu
Jangan ragu ungkapkan padaku
Biar ku dengar isi nyanyian dihatimu
Katakan... Tentang yang kau rasa
Karena aku menginginkan perasaanmu
Telah menunggu cintamu datang untukku
Aku yang telah jatuh cinta padamu
Sejak kehadiranmu menyapa hatiku
Seolah kau berikan aku nafas yang baru
Melukiskan warna-warna indah kedalam hidupku
Berharap engkau merasakan hal yang sama padaku

Gerobakku, Istanaku [1]

“Gerobakku, Istanaku”
Oleh : F.R’eak

“Yamin, sini nak...” panggil Ibu dari tempat itu.
“Iya Bu...” sahutku.
“Ada apa Bu ?”
“Ini, ada sedikit makanan...Tapi jika makanan itu kamu tidak suka, jangan dimakan...” kata Ibu dengan lemas.
“Baik Bu...” jawabku.
Aku pun memakan makanan tersebut, dari bungkus makanan tersebut sudah terlihat, jika makanan itu bukan didapat dengan membeli. Bungkus yang sudah banyak sekali tembus minyak dan agak sedikit robek itu aku makan isinya. Memang tidak terlalu enak, tapi aku  sadar jika makanan ini didapatkan Ibu dengan susah payah. Ku lihat Ibu yang sedang mengelap keringat yang berkucuran itu, juga helaan nafas lelahnya.
“Nak, Ibu mau mandi... Kamu lanjutkan saja makannya...” kata Ibu lalu pergi.
Namaku Yamin, aku dan keluargaku hanya tinggal disebuah barang yang bisa berjalan. Kemana pun kami pergi, itulah rumah kami. Aku sadar, aku bukanlah anak orang kaya. Aku hanyalah anak orang yang tak punya apa-apa. Sehari bisa makan satu kali saja sudah cukup bagi keluarga kami. Pekerjaan Ayah dan Ibuku sangatlah mulia, mungkin hanya sebagian orang saja yang menganggap seperti itu. Selebihnya tidak. Sampah yang berserakan dijalan, ia bersihkan. Dan aku bisa hidup seperti ini karena sampah-sampah itu, bersyukurlah diriku ini. Meskipun begitu, keluarga kami sangatlah harmonis. Tidak ada pertengkaran sedikitpun di rumah ini. Terima kasih TUHAN, engkau telah memberikan semua ini pada keluargaku.

Jumat, 21 Agustus 2015

Tanpa Rasa

“Tanpa Rasa”
Oleh: Bahauddin Hasan Al-Bisri

Bagai malam sunyi wajahmu tenang,
Andai ku dapat melihatmu lebih dekat,
Haruskah aku hanya terdiam???
Anganku beradu dengan logika,
Udara membisikan rayuan halus...
Diam, aku hanya terdiam dengar bisikan...

Selasa, 02 Juni 2015

Puisi ku wahai "kawanku"

Hujan sore kemarin
Oleh:M.A.N
 
Aku iri pada sekumpulan burung
Berkolompok menjalin saudara
Sedangkan diri ini bingung
Sendiri dalam huru hara

Bak pelangi selepas hujan
Mereka menemani sementara

Senin, 04 Mei 2015

Lo Liat Aja Sendiri part Cerpen

“Maafkan Aku Ayah...”
Oleh : F.R’eak

Namaku Ridho, aku tinggal bersama ayahku. Ya, kami hanya berdua saja di rumah. Ibu? Entahlah, sampai saat ini aku tak tau kemana perginya dia. Yang jelas, nama IBU itu telah membuat hidupku menderita. Terkadang aku iri dengan mereka, yang mempunyai keluarga bahagia. Sedangkan aku? Memang bahagia. Tetapi kebahagiaan itu tak lengkap rasanya bagiku.
“Nak, semiskin apapun kita. kita masih punya iman yang kuat. Kita masih punya harga diri. Malu kalo kita mencuri. Jadilah anak yang jujur ya nak...” kata Ayah yang duduk di sebelahku.
“Iya yah... Ridho tau kok mana yang baik dan mana yang buruk....” jawabku.
Ayahku memang selalu menasehatiku. Mungkin dia ingin anaknya tak salah jalan. Aku akan selalu ingat nasehatmu yah...
#Pagi hari.

Minggu, 22 Maret 2015

Puisi 2

Aneh
Oleh:M.Ackmal Seferagic

Sungguh mengerikan
Habitat yang telah lama dihuni
Seperti tak pernah ku kenali
Aneh... Aku bagaikan sendiri

Dibangun bersama-sama
Runtuhnya pun bersama
Mereka paham teorinya
Tapi,mengapa tak seirama?

Aneh.. Terasa aneh di sini
Terlihat teman hanya pikirkan jari jemari
Bagai dungu kuping kanan dan kiri
Aneh... Aku bagaikan sendiri

Senin, 16 Maret 2015

Puisi

Kacau
Oleh:M.Ackmal Seferagic

Entah harus kumulai dari mana
Diri ini bingung dalam fana
Dalam hati selalu bertanya
Apa yang harus aku lakukan?

Kertas putih ini selalu saja kosong
Namun mata dan mulut ini selalu terdiam
Tapi hati ini selalu saja berbicara
Namun fikiran ini selalu saja berkata-kata

Hahaha....
Tiba-tiba ku tertawa
Entah dari mana asalnya
Hingga senyap memeluk kembali

Sabtu, 14 Maret 2015

Lo Liat Aja Sendiri part Puisi

Bayangan Gelap
Oleh : F.R’eak

Pagi hari yang cerah,
Awal yang sangat indah
Duduk di depan monitor,
Sambil memainkan jari

Di temani secangkir kopi
Dan juga sebatang pisang goreng
Begitu nikmat hidup ini
Sungguh nikmat ku rasakan

Namun, terlintas di fikiranku,
Entah kemana jalan hidupku
Sesaat monitor itu redup
Ku berkaca diri di dalamnya

Siapakah diriku ini???
Sudah pantaskah aku menikmati hidup???
Sudah bisakah aku membahagiakannya???
Dan setelah lulus nanti, Aku mau ke mana???

Fikiran itu selalu memaksaku untuk menjawabnya
Aku bingung ingin ke mana...
Ibarat terperangkap dalam lingkaran hitam
Dan harus memilih dua pilihan



Teknologi atau bahasa???
Entah mau yang mana...
Ku pejamkan mataku sejenak
Dan setelah terbuka aku melihatnya...

Ya! Aku ada di sana!
Aku sedang bermain di depan motinor!
Oh! Tidak!!!
Aku ada di sana!
Aku sedang membaca ratusan buku dan menulis!

Akhhh!!! Semua membingungkanku
Sebenarnya yang mana yang terbaik???
Tak ada jawaban yang baik untukku
Dan tak ada yang bisa memberiku saran!!!

Mungkin, fikiran ini ku pendam sejenak
Dan saat ini, aku harus mengikuti naluriku
Ingin kemanakah dia, akan ku turuti
Seperti air yang mengalir....



Buat Mading PMR MAN 8 Jak-Tim

“Aku Yang Telah Hilang”
Oleh : F.R’eak
            Namaku Bersih, aku sering dijumpai di mana-mana. Aku paling disukai oleh sebagian orang. Orang-orang menyukaiku karena diriku yang amat menguntungkan. Namun ada juga yang tidak senang terhadap diriku, yaitu orang-orang yang lebih menyukai si Kotor. Aku dan Kotor adalah musuh yang tak akan bisa baikan sampai kapan pun denganku. Aku mempunyai sahabat, dan mereka semua hampir sama seperti diriku. Mereka adalah Indah, Sejuk, dan Sehat. Sedangkan si Kotor juga mempunyai sahabat yang sama seperti dirinya. Mereka adalah Sumpek, dan Penyakit.
            Kala itu aku dan sahabat-sahabatku sedang melintasi jalan. Dan aku melihat si Kotor yang selalu berulah. Dia selalu saja membisiki orang-orang untuk membuang sampah sembarangan.
#Di jalan#
“Hey Kotor!! Sedang apa kau? Mengapa kau lakukan itu? Itu adalah perbuatan yang tidak baik!” kataku padanya.
“Memangnya kenapa??? bukankah ini lebih baik??” jawabnya.
“Apanya yang baik??! Kau selalu saja membuat para manusia agar berbuat dosa! Sadarlah engkau Kotor!” lanjutku.
“Hahaha... memang para manusianya saja yang BODOH! Mengapa mereka semua mudah untuk aku suruh-suruh! Dasar manusia yang tak BERAKAL! Seperti HEWAN saja mereka!!” katanya dengan kasar.
“Hey! Tidak semua manusia seperti apa yang kau katakan! Aku akan buktikan padamu, jika tidak semua manusia itu seperti apa yang kau katakan!” jawabku.
“Baik, kalau begitu kita berdua akan bertanding. Siapa yang paling banyak bisa mengajak manusia untuk berbuat seperti sifat kita masing-masing, itu yang akan menang...!” ujarnya.
“Baik! Aku terima tantanganmu...!” jawabku lantang.
            Kami berdua akhirnya bertanding. Aku akan buktikan padanya, bahwa manusia masih ada yang memiliki kesadaran untuk lingkungannya dan bisa menjaga lingkungannya. Ketikaku berjalan, aku melihat ada manusia yang membuang sampah pada tempatnya. Bagus! Ini adalah orang pertama yang aku lihat. Aku akan mendekatinya.
#Mendekati Manusia#
“Hey manusia... engakau adalah orang baik, engkau masih pedu; terhadap lingkunganmu. Aku salut padamu, tolong pertahankan kebiasaan baikmu itu. Dan jika bisa, tolong ingatkan pada manusia yang lainnya...” bisikku pada manusia tersebut.
“Baik, aku akan selalu menjaga lingkungan ini agar selalu bersih dan nyaman...” jawabnya.
            Dan ketika aku selesai membisikinya, ada seorang laki-laki nakal yang akan membuang sampah ke arah belakang mobil yang sedang parkir. Ketika aku akan mendekatinya, ternyata si Kotor telah mendahuluinya.
“Hey nak, buang saja samaph sesuka hatimu. Jika perlu, ajak kawan-kawanmu untuk membuang sampah seenaknya... aku mendukungmu nak!!!” bisik Kotor pada anak laki-laki itu.
“Ya, benar! Untuk apa aku harus mencari tempat sampah dahulu. Aku buang saja seenak diriku. Toh gak ada peraturan yang mengatur tentang ini. Dan tak ada polisi kebersihan pula...!” jawabnya dengan tatapan yang jahat.
            Sial! Aku telah didahului oleh si Kotor. Dan setelah aku melihat anak itu membuang sampah seenaknya, manusia lain di sekitarnya juga mengikuti dirinya. 1, 2, 3, 4, dan 5 manusia-manusia itu makin banyak yang membuang sampah sembarangan.
“TIDAK!!!!! Mengapa! Mengapa manusia mudah sekali untuk dipengaruhi oleh yang jelek!!! Sadarlah manusia!!! Kalian telah berada dalam bahaya. Sebentar lagi akan datang wabah penyakit yang menyiksa diri kalian....!!!! dan kalian semua telah melupakan diriku!!!” teriakku di jalan.
            Aku akhirnya kalah dengan Kotor, dan aku tak akan pernah ada lagi di sini. Karena para manusia telah melupakan diriku. Hari demi hari, akhirnya wabah-wabah penyakit pun mulai berdatangan. Mulai dari penyakit batu, hingga paru-paru yang terserang oleh bau yang tak sedap dari sampah tersebut.
            Aku ada jika kalian sadar dan peduli terhadap lingkungan. Jika lingkungan itu bersih pasti tidak akan pernah ada yang namanya Sumpek dan Penyakit. Jika lingkungan kalian Bersih, pasti juga akan tercipta Keindahan, Kesejukan, juga Sehat. Semoga kalian para manusia bisa sadar akan itu semua.




Lo Liat Aja Sendiri part Puisi

“Antara Kami, Mereka, dan Dua Pemuda”
Oleh: F.R’eak


Senin pagi kala itu,
Aku dan sahabat pergi bersama
Kami yang merupakan sumber cahaya untuk mereka
Dan Mereka anak-anak kecil para pioneer

Canda tawa Kita lewati bersama
Bahagia Kita rasakan bersama
Di kala sedih pun juga
Begitu dekat Kami dan Mereka

Hasil Kami memetik kebahagiaan
Dengan adanya kejuaraan
Senanglah mereka yang disana
Ya! Di atas sana!

Hari pun berganti,
Kala itu ada Dua Pemuda yang menghampiri
Menghampiri yang Di atas sana
Entah membicarakan tentang apa

Terlihat sedikit senyum dari atas sana
Mungkin Di atas sana menyukai Dua Pemuda
Ya! Sangatlah suka
Dan akhirnya sumber cahaya ada dua



Cahaya putih dan cahaya merah
Kedua sumber cahaya tersebut,
Entah mengapa harus disatukan
Mungkin, perintah dari atas sana!

Sulit bagi Kami untuk itu semua
Ini mungkin pertanda,
Masa aktif Kami sebentar lagi
Yang akan terpendam oleh Dua Pemuda

Mungkin....
Mungkin iya, mungkin juga tidak
Tapi pandangan Kami sama,
Kami benar-benar akan terlupakan

Wahai cahaya merah...
Kami titipkan Mereka pada Dua Pemuda
Kami tak sanggup lagi merasakan sakit
Yang teramat sakit...

Lebih baik Kami tertusuk dibagian Jantung
Daripada dikuliti dan disiram air panas
Yang Kami rasakan saat ini,
Adalah sakit yang bukan main...

Lebih baik Kami pergi,
Dan berkata....
“Setidaknya Kami pernah berjuang”



Senin, 23 Februari 2015

Puisi tentang Indonesia

Terlahir
Oleh:M.akmaluddin.N

Seperti terlahir kembali
Di dermaga bedebu ini
Tanpa lalu lalang nelayan
Aku sendiri

Ku terlahir ditempat yang salah
Tertidur di antara kerumunan bedebah
Dengan otak yang serakah
Dan wajah berubah-ubah

Baru kusadari
Air keruh membasahi badanku
Ikan mati pemandanganku
Bau busuk aromanya
Aku sedih melihatnya

Aku lihat
Pemimpin kapal serakah
Anak buahnya pun tamak
Anak buah mencuri
Menghancurkan kapal sendiri

Sungguh sedih melihatnya
Dermaga indah porak poranda
Berisikan janda dan duda
Yang memikirkan harta saja

Rabu, 11 Februari 2015

Lanjutan... (3)

          ................................................................
              Mamah diam karena omongan gue tadi, entah dia sadar atau engga, yang penting gue udah ngomong. Entah kenapa setiap orang yang gue nasihatin atau kritik dengan kiasan seperti itu, pasti langsung diem. Gak tau deh diem nyesel atau diem gak ngerti. Lama Mamah diem, dan akhirnya Mamah ngomong.
“Mamah tau kalo Mamah salah... makasih Dan udah ingetin Mamah, sekarang tau apa yang harus Mamah lakuin. Mamah minta maaf Ziddan, udah buat kamu gak nyaman lagi di rumah ini, Mamah nyesel...
Setelah itu Mamah langsung ngambil hp nya, dan gue gak tau dia ngelakuin apa...
“Ngapain Mah..?” tanya gue.
“Blok FB temen Mamah, yang selama ini udah jadi pengrusak kesejukan pohon yang selama ini Mamah rawat.” jawab Mamah.
Gue tersenyum dengan apa yang Mamah lakuin, akhirnya selesai juga masalah. Makasih Ya Allah, sudah mempersatukan keluarga kami lagi... Mamah akhirnya telepon Papah untuk pulang sebentar, alesan Mamah buat minta maaf. Setelah Papah pulang kerumah, dan begitu pintu terbuka, dan......
“Maafin Mamah yah Pah....” kata Mamah sambil meluk Papah.
            Indah banget kan jadinya..... J
“Mamah salah Pah, maafin Mamah. Mamah janji akan terus jaga pohon kita agar tetap menyebarkan oksigen dan juga memberikan kesejukan buat anak kita, maafin Mamah yah Pah...” lanjut Mamah.
Gara-gara itu Mamah minta maaf sama Papah sambil nangis. Nangis penyesalan kali yaaa... dasar orang tua...
“Papah maafin kok Mah, jangan diulang lagi yah... Papah sayang Mamah...” jawab Papah.
Kejadian itu gue foto dan gue simpen. Kakak-kakak gue baru mau keluar, dan mereka seneng melihat semuanya, adek gue juga ketawa, syukur deh kalo kaya gini...
“Ciee-ciee... mesrah banget pelukannya, gitu donggg... baru namanya keluarga bahagia...” kata Kak Bella.
“Jangan rusak pohonnya lagi yaa Mah, Pah... nanti kita kehabisan oksigen...” kata Kak Rizka.
“Jangan belantem telus yah Mah.. aku sayang Mamah sama Papah...” kata adek gue dengan nada anak kecilnya, ehh emang masih kecil.
Akhirnya keluarga gue bisa kembali tenang. Ini pelajaran buat lo semua, didalam hubungan pasti ada yang namanya konflik, ibarat kata Motor adalah hubungan lo, sedangkan jalanan adalah cobaan lo. Gak mungkin jalan yang kita tempuh selalu rata, pasti ada juga jalanan yang berliku-liku, bahkan ada juga yang becek, jadi licin, kalo kita gak kuat? Bisa jatuh dari Motor. Lo juga jangan jadi benalu dalam hubungan orang lain, walaupun kita JOMBLO, jangan iri sama yang udah punya... yakin aja kalo kita juga akan dapet. Pasti dapet, gak mungkin enggak. Jadilah remaja yang baik untuk Nusa dan Bangsa.
            Setelah kejadian itu gue bisa menyimpulkan. Kalo kata abang gue Raditya Dika, Cinta yang kuat itu seperti Brontosaurus. Tapi kalo menurut gue sebagai adeknya, gue berfikir kalo cinta yang kuat itu seperti air. Kenapa? Air itu hebat, gak ada yang bisa menghancurkan air selain Maha Pencipta, air bisa menghancurkan segala apapun. Batu yang sekuat apapun bisa hancur dengan tetesan air, besi yang kuat bisa dibuat karat oleh air, Baja pun kalah dengan air. Itu artinya kalo Cinta kita seperti air, cobaan dan rintangan seperti apapun bisa kita kalahkan. Maaf yaa bang Dika, adek lo sok tau...
~~~**~~~
            Berlanjut ke petualangan cinta gue yang belum gue dapet, sekalinya dapet hanya sementara, lalu pergi. Yang gue mau, cinta gue dapet tuh setia sama gue, beginilah nasib percintaan gue. Tapi gue yakin, suatu saat gue pasti dapet yang pas buat gue. Baru sahabat yang gue miliki saat ini, dan sahabat yang terbaik dari apapun.
            Tiap sore, kita nongkrong ditempat biasa. Canda dan tawa yang selalu gue dapetin dari mereka, kebersamaan, dan yaa itulah. Tapi suatu ketika, entah kenapa dengan sahabat gue, tiba-tiba gue dimusuhin, dijauhin, gak tau apa masalahnya. Gue nongkrong sendiri, gak ada temen, gak ada pacar, sepi banget rasanya. Bahkan Zahfran sahabat satu kost sama gue, juga ngejauhin gue, apa sii salah gue. Gue sabar, biarin aja.. apalah mau mereka gue diemin.
            Karena gue bete, gue pulang ke rumah. Biasanya kalo lagi kaya gini Kak Rizka mau dengerin curhatan gue, Kak Bella juga sihh. Gue sampe dirumah, baru buka gerbang, gue udah curiga. Di dalem sepertinya gak ada orang, gelap banget dari luar. Gue buka pintunya, perlahan... perlahan dan sangat perlahan. Bener! Ternyata emang gelap. Gue manggil-manggil gak ada yang bersuara, hanya gue seorang diri.Dan sepertinya mati listrik deh..
“Mah... Mamah... Kak, kakak... kalian pada kemana sii.. gelap banget nih rumah...” kata gue.
            Seketika itu gue kaget. Seperti ada orang dibelakang gue, tapi pas gue tengok ke belakang, malah gak ada. Jadi takut...
“Mahh.. Pah... kalian semua dimana..?” tanya gue dikesunyian.
            Gue lanjut keruang tamu, dan.....
*Tlek(Lampu menyala)
“Happy brithday Ziddan....!!!” kata semua orang yang ada di ruang tamu.
            Astagfirullah... gue baru sadar kalo gue sekarang ulang tahun. Dan ternyata sahabat-sahabat gue nyuekin gue bukan karena marah. Tapi emang mau ngerjain gue. akh, sialan.. tapi gue seneng banget.
“Selamat ulang tahun yah anaknya Mamah...” kata Mamah.
“Iya Mah, makasih..” jawab gue.
“Selamat yah Dan. Semoga panjang umur dan sehat selalu...” kata seseorang dibelakang gue.
Dan ternyata orangnya adalah Syafira. Yang sudah lama gak gue liat. Dia bela-belain dateng kesini, hanya untuk mengucap “Selamat Ulang Tahun”.
“Syafira...? kok lo ada disini? Bukannya lo lagi ada di....” belom sempet gue ngomong, udah diputus.
“Iya, gue kesini cuma untuk ngucapin selamat ulang tahun buat lo Dan...” jawabnya.
            “Gue sayang sama lo Dan....” lanjutnya.
            “Gue juga sayang kok sama lo...” jawab gue.
......................................................................................................................................................................................
#Niiitttt nitttt nittttt..................
            “Astagfirullah....! suster! Suster...! anak saya sadar....! suster...!” terdengar suara teriak yang gak gue tau siapa orang itu.
            Kenapa ini? Kenapa semuanya gelap? Ada apa sebenarnya? Bukankah tadi gue lagi ngerayain ulang tahun gue... ini kenapa...! semuanya gelap...
# Datang 2 orang suster dan 1 orang dokter.
            “Dokter, cepat tangani anak saya!” terdengan suara keras.
            Gue kenal suara itu... itu suara papah, ya benar itu suara papah. tapi kenapa gue? apa yang sebenarnya terjadi??? Ada apa ini Ya Allah....!
# Nitttt nitttt nitttt......
.............................................................................................................................................................................................
# Sembilan hari kemudian...
            “Uhuk uhuk...!”
            “Ziddan! Kamu udah sadar... Ini Mamah nak, kamu ingat...?” kata Mamah.
            “Hmmmmm, aku dimana Mah...? kenapa banyak selang? Apa aku di rumah sakit?” kata gue dengan suara pelan.
# Mamah : terdiam.
            “Tidakkk, sudah-sudah kamu istirahat saja, jangan mikirin apa-apa...” lanjut Mamah.
# Tak lama kemudian datang Papah, Kak Rizka dan Kak Bella.
            “Heyyy adikku...!” kata Kak Rizka lalu menghampiri dan memeluk Gue.
            “Gue kira, lo gak bakal bangun lagi...” kata Kak Bella.
            “Heh! Sembarangan aja kamu kalo ngomong...” kata Mamah kesal.
            “Bercanda kok...” lanjut Kak Bella.
            “Yasudah... yang paling penting Ziddan udah sehat, kita semua bisa berkumpul bersama lagi...” kata Papah dengan senang.
            “Sebenarnya ada apa sih Pah, Mah, Kak...? Ziddan bingung...” kata Gue dengan suara lemas.
            “Sudahhh... nanti ceritanya, kalo kamu udah sembuh dan pulang ke rumah...” lanjut Mamah.
            “Soalnya, kemaren Ziddan lagi ngerayain ulang tahun Ziddan Mah. Terus tiba-tiba semuanya gelap...” lanjut Gue.
            “Sudahhh, gak usah kamu fikirin...” kata Papah.
            “Oh iya, Ziddan harus cepet-cepet sehat. Soalnya Ziddan punya janji sama temen kuliah...” lanjut Gue.
# Semua : terdiam.
            “Hah??? lo ngomong apa sih Dek..? Lulus aja baru sebulan yang lalu, udah punya temen kuliah. Mimpi kali lo...” kata Kak Bella dengan heran.
            “Mimpi?? Siapa yang mimpi...Bener Kak... Gue udah kuliah. Gue kan masuk UIN, masa gak percaya sih? apa selama ini gue cuma mimpi...??? MUS-TA-HIL.” kata Gue Kesal.
            “Hahaha, Dek-dek... kamu ini cuma mimpi... nanti kalo udah sembuh dan sampe di rumah, Kakak ceritain deh...” kata Kak Rizka tersenyum sambil mengusap dahi Gue.
~~~*Pulang ke Rumah*~~~
            Akhirnya setelah gue sudah membaik, gue pun pulang ke rumah. Sungguh rindu rasanya bertemu dengan rumah. Seperti bertahun-tahun gue gak pulang ke rumah, apa benar itu semua hanya mimpi? Tapi mengapa seperti nyata. Pokoknya mereka semua harus ceritain semuanya apa yang telah terjadi pada diri gue.
# Ruang Keluarga.
            “Semuanya, duduk dulu. Ada yang harus kita selesaikan...” kata Papah.
.............................................................................................................................................
            “Ziddan, ada yang ingin kami bicarakan dan juga ada yang harus kamu katakan..” kata Papah dengan serius.
            “Sebenernya ada apa sih Pah...?” tanya Gue.
            “Jadi gini ceritanya...hmmmm, Setelah kamu pulang dari taman bersama Syafira, kamu tertabrak mobil nak, dan saat itu jalannya menurun kebawah. Kamu akhirnya tergelinding sampai 10 meter. Syafira panik dan dia langsung telpon ambulan untuk dibawa ke rumah sakit. Kita semua datang ke rumah sakit dan melihat keadan mu yang hanya bisa berbaring tanpa sadar. Akhirnya dokter memberitahu ke Papah, waktu kamu tertabrak ada bagian tubuh kamu yang rusak...”
            “Apa yang rusak Pah...?” kata gue memotong pembicaraan Papah.
            “(Menghela nafas) Jantungmu nak... Saat itu Syafira menghampiri Papah dan dia mengakui bahwa dia bersalah. Dia sudah meyakiti hatimu, dia sudah memutuskan hubungan antara kamu dan dia. Karena keinginan dia yang ingin melanjutkan kuliah di luar negeri, kamu yang mutusin dia. Tapi kalo misalnya dia gak punya keinginan seperti itu, gak mungkin kamu akan mutusin dia. dia merasa bersalah. Dan akhirnya dia memutuskan untuk.......(Terdiam)”
            “Untuk apa Pah...?” tanya Gue.
# Semua : Menangis pelan.
            “Pah! Kenapa nangis!? Mah! Kak! Ayo dong jawab! Ziddan pengen tau...” kata Gue dengan suara keras.
            “Kak Rizka, untuk apa...? ayo dong lanjutin...!” lnjut Gue.
            “Un-tuk....... Mendonorkan jantungnya buat kamu Dan....” jawab Kak Rizka.
            Gue akhirnya lemas mendengar itu semua, dan air mata ini terus mengalir.... dan ini adalah jantung milik Syafira. Di rela mengorbankan nyawanya hanya untuk Gue.....
            “Pah... setelah itu apa yang terjadi...?” tanya Gue dengan suara pelan.
            “Akhirnya jantung dia buat lo dek... semua berhasil. Tapi Syafira pergi untuk selamanya. Walau begitu, dia seneng udah bisa buat lo tersenyum lagi. Dia rela ngelakuin ini semua demi lo. Setelah akhirnya berhasil donor jantungnya, lo koma selama sebulan. Kita semua nemenin lu selama sebulan itu, gak ada pergerakan dari organ tubuh lo kecuali paru-paru dan detak jantung lo. Dan akhirnya lo sadar selama sebulan, tapi lo masih belum bisa membuka kedua mata lo. Sembilan hari kemudian, lo baru sadar lagi dan sekarang lo ada di sini lagi, ada sama kita semua. Gue sayang sama lo dek... gue gak mau kehilangan lo...” kata Kak Bella dan memeluk tubuh Gue.
            “Gue juga sayang lo kak...” lanjut Gue sambil memeluk dan menangis.
            “Ini... ada surat dari Syafira sebelum dia pergi...” kata Kak Rizka.
            “Nak... setelah kejadian semua ini, jangan pernah kamu menyakiti wanita apalagi kalo wanita itu sayang dan cinta sama kamu tulus. Ini menjadi sebuah pelajaran buat kamu, dan kita semua.” kata Papah sambil menepuk-nepuk bahu Gue.
#Semua : Pergi meninggalkan gue sendiri di ruang tamu.
........................................................................................................................................................................................................................................................
“Makasih buat semuanya, lo berkorban hanya untuk gue. Gue akan selalu tersenyum, seperti apa yang lo mau. Dan lo, selalu ada disini(nunjuk jantung) dan disini dihati gue. Maafin gue, gue gak ada saat terakhir ada disini. Gue akan selalu jaga hati ini... Gue sayang lo.....”

*The End*
Cerita ini hanya fiksi belaka, bukan kisah sesungguhnya. Namun ada beberapa nilai yang dapat kita ambil, silahkan anda mau pilih yang mana. Semua hikmah tergantung anda(pembaca) yang ingin mengambilnya
 Semoga bermanfaat.
             Jakarta, 31 Desember 2014
             Pukul 23 : 49 pm

             Fahmy Ramadhan
# Sekali lagi maap kalo ada salah ketik, di kritik aja kalo jelek.
Saya menerima saran + kritikan + pendapatnya...
Makasih...

Lo Liat Aja Sendiri(Kau Jantung Hatiku(3))

“Hayalan Menjadi”
.Mahasiswa.
~~~**~~~
Bersama dengan sahabat setia, Zahfran. Gue cuma berdua yang masuk UIN, dari perwakilan SMA kita. Hal yang paling menarik, saat kita di OSPEC. Biasanya para senior selalu berlaku kasar sama junior-juniornya. Tapi entah kenapa ada satu senior yang gak bisa berlaku kasa sama gue. Dia cewek, berjilbab, dan pastinya lebih cantik dari mantan gue dulu. Namanya Sagita Putri, dipanggil Putri, orangnya cantik, putih, gak tinggi-tinggi amat, dan yang paling gak bisa gue lupain... matanya belo sama kayak Syafira, bedanya dia gak punya lesum pipit.
Waktu OSPEC berlangsung, pernah gue tatap matanya yang begitu indah, berbinar-binar cahaya... kalo kata Jambrut, ada pelangi dibola matamu. Dia natap gue lama, dan lama-kelamaan dia senyum sama gue, walaupun senyumnya gak lebar-lebar amat sih.
# Gue dan Zahfran sedang duduk ditaman depan kampus.
“Kenape lo...? suka sama tuh senior...?” tanya Zahfran.
“Cantik Fran. Matanya belo, sama kaya...” jawab gue.
“Syafira? ahh gila lo Dan, lupain lahh masa lalu lo...” lanjut Zahfran.
“Lagian siapa yang inget dia, gue juga udah bisa move on lagii. Dia cuma mirip matanya doang..” jawab gue.
“Yang belo banyak lagii, bukan cuma Syafira doang..” lanjut Zahfran.
“Iyee iyee paham...” jawab gue.
“Kalo lo suka, tembak aja...” lanjut Zahfran.
“Belom juga resmi jadi mahasiswa, udah mau pacaran aja. Sabar, tunggu waktu yang tepat..” jawab gue.
“Ada cewek inceran gue nih, cakep dan. Gak kaya mantan gue dulu..” kata Zahfran.
“Lo aja masih mikirin mantan lo??? kampret lo!..” jawab gue.
“Yeee.. gue bukan mikirin, tapi ngebandingin. Antara cewek cakep sama cewek jelek. Emangnya lo, yang nyama-nyamain sama mantan lo...” lanjut Zahfran.
            “Sialan lo...” lanjut gue.
            Hampir tiap malem gue kebayang-bayang Putri, dan gue emang belom bisa move on dari Syafira. Masih ada percikan sayang gue buat dia, gimana yaa kabarnya dia sekarang. Rasanya gue pengen ketemu dia. Gue juga kangen sama sahabat-sahabat gue, Alif, Zaki, Ridwan, mereka semua yang udah buat gue berubah jadi lebih baik.
            Gue sekarang ngekost bareng sama Zahfran. Mamah, Papah, sama Kakak pengen gue mandiri, mangkanya gue disuruh ngekost. Karena gue gak mau sendiri, gue ajaklah si Zahfran. Gue pas sama dia, kadang kalo kita lagi gak ada duit, gue ajak aja dia ngamen. Sama kaya masa dimana gue masih suram. Tapi yang ini beda, ini ngamennya lebih rapih dari gue yang sebelumnya. Lumayanlah duitnya bisa buat beli mie rebus.
            Dihari akhir kita OSPEC, gue mau ngirimin surat buat Putri, surat kaleng aja gak usah pake nama. Gue bikin surat kaleng, karena gue mulai ada rasa sama Putri, dia cantik, baik, tapi pendiem. Begitu juga dengan Zahfran, dia suka sama cewek yang seangkatan, gak kayak gue, sukanya sama senior. Namanya Riri, cantik sihh, masih lebih cantik dikit lah dari mantannya si Dinda.
~~~**~~~
            Udah setahun lamanya gue belajar disini, dan gue masih memendam perasaan gue ke Putri. Gue masih malu buat ngungkapinnya, beda sama si Zahfran, dia udah ngedahuluin gue. Jadi dia nembak Riri waktu di bulan ke 3 kita belajar di UIN. Kaya gini nih perkenalannya...
# Waktu itu Riri lagi jalan sambil bawa buku, si Zahfran pura-pura jalan dan.....
“Aduhhh...”
~~~*ketebrakk dehh*~~~
“Ehh maaf, gue gak sengaja nabrak lo..” kata Riri.
            Padahal mah yang nabrak si Zahfran, emang akal-akalan dia aja. Dasar playboy cap teri, yang punya berbagai macam cara. Sok pahlawan gitu, beresin bukunya yang berantakan.
“Maaf yaa gara-gara gue, lo ketabrak...” kata Riri.
“Ehh engga. Ini gue yang salah kok, maaf banget yahh...” kata Zahfran.
Terdiam sejenak, sambil saling memandang satu sama lain, getaran-getaran cinta mulai saling beradu. Yang membuat cinta mereka semakin bersatu, seperti kerasnya batu.
# Saling memandangi satu sama lain.
“Lo gapapa kan...?” tanya Zahfran memutus pandangannya.
“Iyahh, gapapa kok. Cuma sakit sedikit...” jawab Riri sambil ngeliatin telapak kakinya.
“Mana coba gue liat... Gue urut yahh..” kata Zahfran sambil mengurut kecil.
“Udah kok, udah gapapa. Maaf yahh..” jawab Riri.
“Nihh buku lo... Riri Rosita. Ohh itu nama lo ..?” kata Zahfran sambil ngasih buku dan membaca namanya.
“Iyaah, biasa dipanggil Riri. Kalo lo..?” tanya Riri.
“Gue Zahfran..” jawab Zahfran sambil ngejulurin tangannya.
            Semenjak dihari perkenalan itu, mereka semakin deket. Setelah 14 hari kenal akhirnya meraka pacaran, Zahfran nembaknya bisa banget lagi, di taman. Untungnya bukan di bioskop lagi yaah.
            Setelah itu setiap malem minggu mereka sering banget jalan, gak kaya gue gini, dirumah mulu. Kapan gue ngerasain kaya mereka. Gue pengen, tapi gue malu ngungkapinnya ke Dia. Gimana yaa cara gue nembak dia?? gue tahan dulu aja perasaan ini.
            Hidup gue begitu galau, pacar belom punya, dosen galak banget, kantong lagi kere, kasian banget yaa gue. Tapi gapapa, inilah yang harus gue hadapin jadi mahasiswa. Gue bukan lagi SMA yang ngerengek sama orang tua. Sekarang gue ngerengek? diketawain gue.
~~~**~~~
            Waktu itu hari Rabu, masih inget banget gue. Ada telpon dari orang jauh, dan ternyata yang telpon Syafira.
# Ngangkat telepon yang berbunyi.
            “Hallo...?” sapa gue.
“Sipit...? ini gue... masih inget?” tanya suara dari telpon.
“Siapa?” tanya gue.
“Ikhhh, gue bello.. lo gak inget sama gue?” jawab Bello.
“Oh, bello...” kata gue singkat.
“Kok lo gitu banget sih jawabnya..? lo masih marah sama gue...?” tanya Bello.
“Gak, biasa aja.. ada perlu apa telpon gue..?” jawab gue datar.
“Gue kangen sama lo pit...” jelas Bello.
“Oh..” jawab gue singkat.
“Lo kenapa sih pit?? Masih marah sama gue?? gue minta maaf pit, udah dong jangan kaya gini...” kata Bello dengan suara tangisan.
“Buat apa gue marah? Gue bukan siapa-siapa lo kan..?” jawab gue.
“Iyaah, lo emang bukan siapa-siapa gue!” kata Bello sambil menutup telponnya.
            Sebenernya gue masih ada serpihan sayang buat lo Ra, tapi lo gak harus tau. Gue juga bakalan hapus serpihan ini, tapi gak bisa ngelupain lo.  Gue nunggu lo disini, tapi bukan untuk tinggal lagi di rumah lo, gue mau lo jadi obatnya. Sahabat, mungkin itu lebih baik daripada pacar.
            Udah setahun gue belajar disini, gue punya teman baru yang asik juga. Ilyas, Viko, Aldi. Dari namanya aja udah ketauan kalo mereka orang kaya. Nambah 1 orang cewek, namanya Rani.
Ilyas adalah seorang yang punya mimpi yang besar. Dia pengen seperti bokapnya seorang pembisnis besar. Orangnya pendiem, gak banyak bertingkah, yakin dengan agaman yang dianutnya. Viko dia ini lebih mirip sama seperti Alif, orangnya jail, becicilan, paling seneng yang namanya ngeritik, tapi tetep asik. Aldi, sifatnya hampir mirip sama seperti Zaki, orangnya ganteng, lebih dewasa, dia yang paling ngerti keadaan orang, banyak cewek yang suka sama dia, maklumlah orang ganteng.
Kita semua sering nongkrong di warkop depan kampus, yang sering makan mie rebus. Ohh iyaa, gue lupa nyeritain si Rani, dia itu jomblowati yang sedang mencari cinta yang tak kunjung ketemu. Cantik, tapi gak tau kenapa dia belom punya pacar, katanya sih dia pernah pacaran, tapi disakitin sama cowoknya. Nahh itu sebabnya dia sedang mencari yang pas dengan dia.
Pernah dibenak gue kepikiran sahabat-sahabat gue yang lagi belajar di luar negeri. Kangen rasanya gue sama mereka, udah setahun ini gak ngasih kabar. Tapi...yaudahlah, setelah 4 tahun juga kembali lagi kesini... gue sama Zahfran nunggu lo semua balik lagi kesini.. lo juga Ra.
~~~**~~~
            Waktu itu karena gue kangen sama keluarga, gue mutusin buat pulang ke rumah. Rumah adalah kebahagiaan gue, tempat gue berteduh, membutuhkan kasih sayang, pokoknya gue kangen banget sama rumah gue. Tapi semenjak kepergian gue, gue gak tau apa yang terjadi sama keluarga gue di rumah, Mamah gue yang pubertas ke 2 makin kacau sifatnya. Dia lebih sering main FB, gak kebayang banget, sedangkan adek gue yang masih umur 4 tahun, sering banget ngeliat orang tua gue bertengkar. Gue gak tau apa yang sebenernya terjadi sama keluarga gue, yang dulunya nyaman, tenang, tentram, sekarang?? Udah kaya perahu yang mirng diterjang ombak yang besar.
            Kak Rizka dan Kak Bella juga bingung, gimana caranya buat nyatuin mereka. Kak Rizka tau apa permasalahannya, gue tanya akhirnya sama dia. Siapa sebenernya yang menjadi penyebab masalah di keluarga gue ini. Gue cuma gak mau keluarga gue kaya gini, gue pengen kaya dulu lagi.
~~~*Ruang Belajar kak Rizka*~~~
“Kak... gue mau ngomong...” kata gue.
“Apaa..?” jawab Kak Rizka.
“Apa yang sebenernya terjadi sama keluarga ini..?” tanya gue.
Kak Rizka diam sejenak sambil memikirkan sesuatu. Dia memulai bicara dengan menarik nafas.
“Masalah yang sepele bisa jadi rumit, kakak gak tau kenapa gak bisa terselesaikan dengan baik-baik. Kakak bingung, apa yang terjadi sama Mamah.” Jawab Kak Rizka.
“Mamah kenapa..?” tanya gue lagi.
“Semua gara-gara Benalu yang udah ngerusak kebahagiaan pohon yang hidup sejak lama, pohon itu menjadi tak sesegar dan tak sesejuk dulu lagi.” Jawab Kak Rizka.
Gue mulai agak marah, dengan yang diucapkan sama Kak Rizka.
 “Siapa orangnya..?” tanya gue.
“Mantan Mamah dulu waktu SMA...” jawab Kak Rizka sambil menghela nafas.
“Hah..? mantan Mamah? Kok bisa???” kata gue kaget.
“Semua gara-gara perkembangan zaman Dan... semenjak Mamah ngerti yang namanya FB dan Twitter, Mamah penasaran pengen nyari-nyari temen SMA nya dulu, katanya... akhirnya dia dapet beberapa temen SMA nya dulu, Mamah seneng banget rupanya... Kakak penasaran, akhirnya pas Mamah lagi dikamar mandi, Kakak buka-buka Fbnya, dan isinya dari mantannya Mamah yang mulai gombal-gombalin Mamah...” jawab Kak Rizka.
“Terus Papah..?” tanya gue.
“Papah tau pas Mamah lagi tidur, Papah bingung dari perubahan Mamah yang sekarang. Lebih sering main hp, Lukman jarang diurusin, mangkanya kita nyewa pembantu, gara-gara Mamah yang kaya gitu. sempet ditanya sama Papah, kenapah sekarang Mamah sibuk sendiri sama hp nya. Apa jawaban Mamah? Katanya lagi ada urusan sama teman SMA. Akhirnya Papah penasaran, pas tidur hpnya Mamah diperiksa sama Papah, dan.... begitulah yang terjadi, udah tau Mamah salah, tapi gak mau ngakuin kesalahannya... Kakak bingung Dan, gimana ngatasin mereka..” jelas Kak Rizka.
“Biar gue yang ngmong Kak..!” jawab gue tegas.
“Ehh tunggu..!” kata Kakak.
            Walaupun kakak gue manggil, gue tetep mau ngomong sama Mamah. Gak bisa gini terus, kalo gak diomongin kapan selesainya... suatu masalah pasti ada, tapi gak gini dong caranya, kan bisa diselesaikan. Gue cuma pengen pohon yang selama ini hidup bertahun-tahun gak gampang tumbang hanya karena hembusan angin. Gue hanya ingin pohon itu tetap tumbuh dan selalu menebarkan oksigen sampai pohon itu benar-benar tua dan mati.
~~~*ruang tamu*~~~
            Waktu itu Mamah lagi diruang tamu sambil main hp kesayangannya dan senyum-senyum sendiri. Langsung aja gue samperin.
“Mah.. lagi ngapain...?” tanya gue.
“Main FB..” jawab Mamah.
Gue nanya aja, matanya gak natap ke gue tapi ke layar hp... emangnya gue ada di dalem hp apa...
“Mah... Ziddan mau ngomong...” kata gue.
“Yaudah ngomong ajah...” kata Mamah sambil tetatp natapin layar hp.
“Mah, taro dulu hp nya...! Ziddan mau ngomong serius...” jelas gue.
Barulah Mamah natap mata gue, tapi dengan tatapan sinis. Gue kaya dianggap bukan anaknya, gak tau setan apa yang ada di hati Mamah.
“Yaudah, ayo ngomong...” kata Mamah sambil meletakan hp.
“Mah, pohon yang dipelihara selama ini kenapa? Kok gak nyebarin oksigen lagi?? Padahal aku kangen banget sama kesejukan pohon itu. Biasanya aku sering neduh di situ, adem banget rasanya... buat aku jadi nyaman, tapi kok sekarang beda yaa Mah... Mamah udah gak ngerawat pohonnya? Masa daunnya jatuh satu persatu, gara-gara benalu kali Mah... kenapa gak di potong benalunya sih Mah??? Terlalu sayang untuk dibuang??? Sayang sama pohon yang selama ini Mamah rawat, atau sayang dengan benalunya??? Inget Mah, pohonnya udah tua, bentar lagi mau mati...” jelas gue.
            (Bersambung...)