Minggu, 06 September 2015
“Kosong“ [Puisi]
“Rela Terjatuh Lagi” [Cerpen]
“Bersahabat Dengan Ajal” [Cerpen]
Selasa, 25 Agustus 2015
Cinta Terlarang
“Cinta Terlarang”
Oleh : Avertini (26G MAN8)
Apa...
Apa yang sebenarnya kurasa ?
Cinta...
Apakah ini cinta ?
Candamu...
Tawamu...
Minggu, 23 Agustus 2015
?
?
Oleh : M.A.N
Dikala pagi mengusir malam
Matahari menggantikan kegelapan
Takbir mengantar syahdu kemenangan
Burung-burung membawa damai
Namun segalanya berubah
Embun pagi berubah menjadi asap
Air berubah menjadi asap
Putih menjadi hitam
Waktu
“...Waktu...”
Oleh : BHAL-MAN
Tak terasa...
Detik waktu berjalan dan terbuang
Kita telah lama bersama
Semakin lama wajahmu semakin terbayang
Entah ada apa didalam hati dan fikiran
Mata ini tak letih terus melihat
Wajah yang setiap hari menemaniku
Senyum itu, ah... mengapa dengan diriku ini ?
Sabtu, 22 Agustus 2015
Remaja Insyaf
Remaja Insyaf
Oleh : Zulfiah Ulfah
“Kriiiiinnggg” alarm berbunyi menggaggu tidur yang hanya 3 jam sehabis begadang menonton pertandingan sepak bola di TV yang tayang tengah malam. “Andii, bangun nak. Kamu berangkat sekolah gak hari ini?” dan suara Mama pun ikut menggaggu tidur gue. “Iya Maa” sahut gue malas-malasan. Hai nama gue Andi Perkasa, biasa di panggil Andi oleh siapapun yang kenal gue.
Di sekolah gue emang terkenal sebagai jagoan, dan disukai banyak anak perempuan, ya jangankan anak perempuan deh, guru-guru juga ikutan cubit pipi gue haha... Secara tampang gue yang tampan, imut, cool dan baik, satu hal yang harus kalian tau kalo gue salah satu anak yang berprestasi. Oke cukup nyombongin dirinya. Intinya gue ini cukup disegani banyak orang meskipun terkadang selalu masuk ruang BP karena kasus nakalnya diri gue ini.
Gue memang punya banyak temen, tapi hanya ada 2 sahabat yang selalu setia bareng-bareng bersama gue kapanpun dan dimanapun. Mereka adalah Fatih dan Alfian. Fatih adalah sahabat gue yang kalem tapi berbakat disemua hal, baik dalam hal akademik maupun non-akademik, contohnya dia
Ini Untukmu
“Ini Untukmu”
Oleh : F.Reak
Di malam yang dingin,
Ku tetap bersandar,
Menatap cahaya teknologi,
Dengan jemari yang tiada henti.
Aku terus berlari di kala sunyi...
Mengejar sepatah kata yang indah,
Tuk ku raingkai menjadi alunan melodi,
Yang menyentuh kalbu ini.
Tak sadar malam ‘tlah berganti,
Ku terus saja... berlari,
Walau seorang diri,
Bicara Hati
Oleh : Zaid Anshori R
Jangan ragu ungkapkan padaku
Biar ku dengar isi nyanyian dihatimu
Katakan... Tentang yang kau rasa
Karena aku menginginkan perasaanmu
Telah menunggu cintamu datang untukku
Sejak kehadiranmu menyapa hatiku
Seolah kau berikan aku nafas yang baru
Melukiskan warna-warna indah kedalam hidupku
Berharap engkau merasakan hal yang sama padaku
Gerobakku, Istanaku [1]
“Gerobakku, Istanaku”
Oleh : F.R’eak
“Yamin, sini nak...” panggil Ibu dari tempat itu.
“Iya Bu...” sahutku.
“Ada apa Bu ?”
“Ini, ada sedikit makanan...Tapi jika makanan itu kamu tidak suka, jangan dimakan...” kata Ibu dengan lemas.
“Baik Bu...” jawabku.
Aku pun memakan makanan tersebut, dari bungkus makanan tersebut sudah terlihat, jika makanan itu bukan didapat dengan membeli. Bungkus yang sudah banyak sekali tembus minyak dan agak sedikit robek itu aku makan isinya. Memang tidak terlalu enak, tapi aku sadar jika makanan ini didapatkan Ibu dengan susah payah. Ku lihat Ibu yang sedang mengelap keringat yang berkucuran itu, juga helaan nafas lelahnya.
“Nak, Ibu mau mandi... Kamu lanjutkan saja makannya...” kata Ibu lalu pergi.
Namaku Yamin, aku dan keluargaku hanya tinggal disebuah barang yang bisa berjalan. Kemana pun kami pergi, itulah rumah kami. Aku sadar, aku bukanlah anak orang kaya. Aku hanyalah anak orang yang tak punya apa-apa. Sehari bisa makan satu kali saja sudah cukup bagi keluarga kami. Pekerjaan Ayah dan Ibuku sangatlah mulia, mungkin hanya sebagian orang saja yang menganggap seperti itu. Selebihnya tidak. Sampah yang berserakan dijalan, ia bersihkan. Dan aku bisa hidup seperti ini karena sampah-sampah itu, bersyukurlah diriku ini. Meskipun begitu, keluarga kami sangatlah harmonis. Tidak ada pertengkaran sedikitpun di rumah ini. Terima kasih TUHAN, engkau telah memberikan semua ini pada keluargaku.
Jumat, 21 Agustus 2015
Tanpa Rasa
“Tanpa Rasa”
Oleh: Bahauddin Hasan Al-Bisri
Bagai malam sunyi wajahmu tenang,
Andai ku dapat melihatmu lebih dekat,
Haruskah aku hanya terdiam???
Anganku beradu dengan logika,
Udara membisikan rayuan halus...
Diam, aku hanya terdiam dengar bisikan...
Selasa, 02 Juni 2015
Puisi ku wahai "kawanku"
Oleh:M.A.N
Berkolompok menjalin saudara
Sedangkan diri ini bingung
Sendiri dalam huru hara
Mereka menemani sementara
Senin, 04 Mei 2015
Lo Liat Aja Sendiri part Cerpen
“Maafkan Aku Ayah...”
Oleh : F.R’eak
Namaku Ridho, aku tinggal bersama ayahku. Ya, kami hanya berdua saja di rumah. Ibu? Entahlah, sampai saat ini aku tak tau kemana perginya dia. Yang jelas, nama IBU itu telah membuat hidupku menderita. Terkadang aku iri dengan mereka, yang mempunyai keluarga bahagia. Sedangkan aku? Memang bahagia. Tetapi kebahagiaan itu tak lengkap rasanya bagiku.
“Nak, semiskin apapun kita. kita masih punya iman yang kuat. Kita masih punya harga diri. Malu kalo kita mencuri. Jadilah anak yang jujur ya nak...” kata Ayah yang duduk di sebelahku.
“Iya yah... Ridho tau kok mana yang baik dan mana yang buruk....” jawabku.
Ayahku memang selalu menasehatiku. Mungkin dia ingin anaknya tak salah jalan. Aku akan selalu ingat nasehatmu yah...
#Pagi hari.
Minggu, 22 Maret 2015
Puisi 2
Aneh
Oleh:M.Ackmal Seferagic
Sungguh mengerikan
Habitat yang telah lama dihuni
Seperti tak pernah ku kenali
Aneh... Aku bagaikan sendiri
Dibangun bersama-sama
Runtuhnya pun bersama
Mereka paham teorinya
Tapi,mengapa tak seirama?
Aneh.. Terasa aneh di sini
Terlihat teman hanya pikirkan jari jemari
Bagai dungu kuping kanan dan kiri
Aneh... Aku bagaikan sendiri
Senin, 16 Maret 2015
Puisi
Kacau
Oleh:M.Ackmal Seferagic
Entah harus kumulai dari mana
Diri ini bingung dalam fana
Dalam hati selalu bertanya
Apa yang harus aku lakukan?
Kertas putih ini selalu saja kosong
Namun mata dan mulut ini selalu terdiam
Tapi hati ini selalu saja berbicara
Namun fikiran ini selalu saja berkata-kata
Hahaha....
Tiba-tiba ku tertawa
Entah dari mana asalnya
Hingga senyap memeluk kembali
Sabtu, 14 Maret 2015
Lo Liat Aja Sendiri part Puisi
Buat Mading PMR MAN 8 Jak-Tim
Lo Liat Aja Sendiri part Puisi
Senin, 23 Februari 2015
Puisi tentang Indonesia
Terlahir
Oleh:M.akmaluddin.N
Seperti terlahir kembali
Di dermaga bedebu ini
Tanpa lalu lalang nelayan
Aku sendiri
Ku terlahir ditempat yang salah
Tertidur di antara kerumunan bedebah
Dengan otak yang serakah
Dan wajah berubah-ubah
Baru kusadari
Air keruh membasahi badanku
Ikan mati pemandanganku
Bau busuk aromanya
Aku sedih melihatnya
Aku lihat
Pemimpin kapal serakah
Anak buahnya pun tamak
Anak buah mencuri
Menghancurkan kapal sendiri
Sungguh sedih melihatnya
Dermaga indah porak poranda
Berisikan janda dan duda
Yang memikirkan harta saja