Jumat, 01 Agustus 2014

Lo Liat Aja Sendiri part Cerpen4

“...Sepucuk Surat Untukmu..”
Karya: Asli Punya Gue, “F.R”


            Kali ini cerita tentang cintanya anak muda. Biasanya, yang suka dan sering ngejar-ngejar itu, cewek. Namun kali ini lain, yang suka dan sering ngejar-ngejar itu laki-laki. Namanya Andik, dia anak yang super pinter di kelas. Tapi, ada kekurangan didalam dirinya. Gayanya yang begitu cupu dan sangat norak, yang membuat para wanita tidak menyukainya.
            Andik juga laki-laki normal yang juga mencintai wanita. Ada satu wanita yang disukainya, yang sangatlah berbeda jauh dengannya. Namanya Caca, berkulit putih dan cantik. Perbandingannya mungkin 1:26, tapi dia tidak mempedulikannya. Dia tetap menyukainya. Dia selalu mengungkapkan cintanya melalui bunga mawar.
~~~**~~
            Pagi ini pagi yang cerah, begitu juga dengan hati Andik. Hari ini dia berjanji, bahwa dia akan mengungkapkan cintanya pada Caca. Dia sudah sangat yakin, sepucuk bunga mawar telah disiapkan untuknya. Sudah 2 tahun lamanya dia memendam perasaan cintanya. Dan inilah saatnya yang tepat.
“Dunia.. pagi ini aku berjanji, aku akan mendapatka cintanya...” katanya dengan sangat yakin.
Sesampainya di sekolah, dia melihat wanita idamannya melewati gerbang sekolah. Tidak mau sedikitpun waktu terbuang, dia selalu memandanginya.
“Pagi Caca...” sapa Andik.
Caca : Tersenyum sinis.
            Andik sangatlah yakin, bahwa senyuman pagi tadi, adalah lampu hijau baginya. Pada waktu jam istirahat, Andik sudah menyiapkannya. Dan pada saatnya wanita itu lewat....
“Caca, aku sayang kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?” katanya sambil menyodorkan bunga mawar.
“(Tertawa sinis) Aneh lo..” balasnya.
“Ca, tapi aku sayang sama kamu. Udah 2 tahun ini aku memendam perasaan aku...” lanjutnya sambil mengejar Caca.
“Apaan si lo! aneh tau gak!” jawabnya.
“Tapi Ca..” lanjutnya.
Caca : Terdiam..
“Yaudah sini...” lanjut Caca.
“Yes.. akhirnya...” kata Andik dengan senang.
“Ini lebih pantes masuk ke tempatnya!!” kata Caca sambil membuang bunganya ke tong sampah dan meninggalkannya pergi.
“Ca... kenapa di buang..?? Caca.....! aku cuma sayang sama kamu, cinta sama kamu...(Teriaknya)” kata Andik.
Hari ini gagal, bunga yang udah disiapinnya masuk ke dalam tong sampah. Namun bunga itu tidaklah dibuangnya, bunga itu dia simpan di kamarnya. Walaupun yang pertama telah gagal, namun dia akan terus berusaha, agar bunganya diterima oleh Caca.
Esok harinya, Andik mendatangi Caca ke dalam kelasnya. Dengan bunga mawar keduanya, dia menghampirinya. Hanyalah kata sayang, yang akan dia ucapkan.
“Ca, aku sayang sama kamu. Dan ini bunga untuk kamu...” katanya sambil mengasih bunga.
“Lo lagi?? ngapain sih lo!” jawabnya dengan kesal.
“Aku sayang sama kamu Ca... hanya kamu...” lanjutnya.
“Gue gak suka sama lo!” jawabnya.
“Tapi Ca... aku bener-bener sayang sama kamu. Ini bukti sayang aku ke kamu...” lanjutnya.
“Eh, lo tuh ngaca dulu sebelum bertindak! Lo liat diri lo. Gue tuh muak sama cowok cupu, udik dan norak kayak lo!!” jawabnya kesal.
“Aku gak peduli, sayang aku tetep buat kamu..” lanjutnya.
“Lo BEGO apa TOLOL??? Gak denger tadi gue ngomong..??” katanya marah.
Andik : Terdiam..
“Aku harap bunga ini kamu terima dan kamu simpan Ca...” katanya.
“Bunga ini pun gak pantes di injek sama sepatu gue..! kecuali terpaksa...!” katanya sambil menginjak-injak bunga tersebut.
“Ca, jangan Ca....” katanya sambil mengambil bunganya yang telah hancur.
            Caca pun meninggalkan kelas. Rencana ke duanya gagal. Begitu sakit hatinya, melihat bunga ke dua pemberiannya di tolak dan di rusak. Namun kesakit hatian hatinya, membuat dia semakin bersemangat untuk mendapatkan cintanya Caca. Kedua bunga kegagalannya selalu dia simpan, dan tak akan dia lupakan.
 Kali ini dia ingin memberinya Coklat, tidak seperti lelaki kaya lainnya. Dia hanya mampu membelikan coklat yang murah harganya. Mungkin setelah ketiga ini gagal, dia akan berhenti mengejar wanita yang di cintainya. Sebuah coklat dan sepucuk surat cinta adalah modal terakhirnya untuk mendapatkan cintanya.
Waktu itu Andik menaruh surat cintanya diam-diam ke dalam tas Caca saat jam pelajaran olah raga. Dan coklatnya, akan dia beri langsung ke Caca. Saat jam istirahat, Andik menghampiri Caca.
“Ca.. ini untuk kamu...” kata Andik sambil memberinya Coklat.
“Lo lagi?? ngapain sih lo!!? gue udah bilang sama lo, gue gak suka sama cowok kayak lo!” jawabnya.
“Ini pembuktian cinta dan sayang aku ke kamu Ca...” lanjutnya.
“Lo mau ngasih gue apa kek, gue tetep gak suka sama cowok Cupu kayak lo!!” jawabnya kesal.
Andik : Terdiam..
“Sekarang lebih baik, lo jangan ngejar-ngejar gue lagi! ngerti lo !!?” kata Caca.
“Aku rela ngelakuin apa aja, asal aku bisa dapetin cinta yang tulus dari kamu...” jawab Andik.
                                                                                                                                               
“Apa aja??! yakin lo??!” lanjutnya sinis.
“Iyah, aku yakin Ca...” jawab Andik.
Terdiam...
                                                                                                                                                                                                                                                                                               
“Gue mau, lo naek ke atas tiang listrik itu...” katanya sambil menunjuk ke arah tiang listrik.
“Dan gue mau, lo bilang sayang sama gue pas di paling atas... bisa???” lanjutnya.
*Berfikir*
                                                                                                                                               
“Baik... aku bakalan ngelakuin apa yang kamu mau... liat aku di atas sana dan dengar suara aku...” jawab Andik.

            Tanpa banyak berfikir, dia langsung menaiki tiang listrik tersebut. Sedikit demi sedikit dia capai. Hampir sampai dia menaikinya, lalu pada pijakan terakhir..... dia terpeleset dan terjatuh..... belum sempat mengucapkan “Aku Sayang Padamu”.
            Apa yang terjadi???? Andik akhirnya meninggal dunia. Semua orang yang melihat datang menghampirinya dan membawanya ke rumah sakit. Andik akhirnya dikuburkan, setelah selesai , Ibu Andik memanggil Caca dan berbicara padanya.
“Nak... kamu yang namanya Caca..?” tanya Ibu Andik.
“Iya Bu, benar.. saya Caca, saya sangat bersalah Bu... semua ini salah saya...” jawabnya sambil menangis.
“Sudah-sudah... ini memang sudah menjadi takdir Tuhan...” lanjut Ibu Andik.
Terdiam Sejenak...
                                                                                                                                               
“Andik pernah bilang ke Ibu, tentang wanita yang disukainya... dia sangat sayangg.. sekali, dengan wanita itu. Tetapi wanita tersebut tidak menyukainya. Andik bukanlah laki-laki yang mudah putus asa. Dia akan terus berjuang untuk mendapatkan wanita yang di sukainya..” kata Ibu Andik.
Caca : Menangis...
                                                                                                                                               
“Ini....” kata Ibu Andik sambil memberikan sesuatu.
“Itu dari Andik, dia taro itu di kamarnya dan ada nama kamu di situ. Mungkin aja buat kamu...” lanjutnya.
“Nak... ada yang harus kamu tau... kamu jangan melihat orang hanya dari fisiknya saja, tapi lihatlah keseluruhan. Ibu pulang duluan yahh...” lanjutnya lalu pergi.

Didalam kotak yang diberikan oleh ibu Andik ada sesuatu yang membuat dirinya kaget. Ternyata isinya adalah bunga pertama dan bunga kedua yang pernah Andik berikan untuknya, dan ada sepucuk surat juga untuknya.
“Gue gak akan nyerah untuk dapetin cinta lo Ca, Gue akan terus berusaha, meskipun yang kedua ini gagal, Gue yakin yang ketiga akan berhasil... Sebuah coklat dan sepucuk surat untuk lo...” Isi surat.

            Caca kaget membaca tulisa Andik yang tidak biasanya. Lalu Caca membuka isi tasnya, dan ada surat dengan kertas berwarna pink dari Andik.
“Andai aja lo tau kalo asli diri gue bukan seperti ini. Andai aja lo bisa liat, seberapa sayangnya gue ke lo. Baru kali ini gue sayang sama cewek dengan tulus dan ikhlas. Semoga lo bisa mengerti, dan semoga lo bisa menilai orang dari keseluruhan....” isi surat.
Caca hanya bisa menangis, dan melihat foto bersama surat tersebut. Ternyata Andik bukanlah anak yang bergaya culun, dia hanya menyamar menjadi cowok yang seperti itu untuk mendapatkan cinta yang tulus dari seorang perempuan yang dicintainya. Caca akhirnya menyesal.
Kesimpulannya adalah, Kita jangan hanya melihat orang dari penampilannya saja. Tapi, cobalah kita telusuri apakah dia memang benar-benar seperti itu atau tidak??? Penampilan tidak menjamin untuk menilai bagus atau jeleknya sifat seseorang. Tapi yang menjamin adalah hati dan perilakunya.
Lebih baik dibilang orang, kita hanyalah SAMPAH. Daripada kita mengaku sebuah EMAS, namun tak seperti EMAS, hanyalah kebohongan belaka.

“...SEMOGA BERMANFAAT...”



Thanks For :
1. Allah Swt.
2. Paskabara
3. Home is the Best
4. SFH
5. My Agen ( Angga Rahman & Nurdiansyah)
6. My Agen : Syafiq Fuadi M & Bahaudin hasan Al-Bisri (MAN 8 JakTim)
7. Thanks for Inspiration..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar