Jumat, 01 Agustus 2014

Lo Liat Aja Sendiri part Cerpen5

Aku Rindu Ayah...
Karya: Asli Punya Gue, “F.R”
  
Lima tahun yang lalu, keluarga kami sangatlah harmonis. Ayah dan Ibu sangat akrab, aku dan kakak sangat akur, tak ada perselisihan diantara kami. Namun semua berubah saat terjadi peristiwa yang sangat aku tidak minta kehadirannya. Keluarga yang sangat harmonis, berubah jadi keluarga yang sangat berantakan. Ayah dan Ibu yang sangat akrab, berubah menjadi seperti Air dan Minyak. Ayahku menikah lagi, dengan perempuan tua yang kaya. Entah apa yang ada pada pikiran ayah, mengapa dia tega melakukan ini semua pada kami. Namaku Syifa, masih sekolah kelas 1 SMP. Sedangkan kakakku Riani, dia bekerja sebagai penjait di salah satu pabrik dekat rumah kami.
~~~**~~~
“Ayah mau pergi untuk bekerja besok, kalian jaga ibu kalian yang sedang sakit...” kata Ayah.
“Baik yah, memangnya ayah ingin bekerja dimana...?” tanya Kakak.
“Sudahlah, kamu tidak perlu tau. Ini urusan ayah...” lanjut Ayah.
Kakak : mengangguk..
“Yasudah Mas, besok kamu hati-hati yaah...” kata Ibu.
“Iyaa, saya tau..” jawab Ayah dengan wajah cemberut.
            Entah mengapa kejadian itu seperti petir yang menyambar keluarga kami. Ayah sekarang menjadi berbeda, dia tidak pernah berkata halus dan manja lagi ke Ibu. Ayah sekarang sangatlah kasar pada kami, entah setan apa yang telah merasukinya. Waktu itu aku tidak sengaja menyenggol gelas, dan pecah. Karena mendengar suara Ibu teriak, yang terbangun dari tidurnya. Ayah sangat marah dan berlaku kasar padaku.
“Aaaaaa!!!!(teriak Ibu)
“Cetaarrrrr!!!!(suarah gelas pecah)”
“Astagfirullah...” kataku.
“Bagus yaa kamu! Pecahin aja semua gelas! Kamu banding didepan muka ayah!...” kata Ayah dengan marah.
“Maaf yah, aku gak sengaja..” jawabku.
“Dasar anak bodoh!!! Mangkanya jangan kebanyakan ngelamun!!!” kata Ayah dengan marah, lalu mendatangi Ibu.
“Kamu ini!!! Apa maksud kamu teriak-teriak!!!” tanya Ayah dengan marah.
“Maaf Mas, tadi aku mimpi buruk...” jawab Ibu.
“Gak tau aturan kamu!!! Baru sakit sedikit aja udah teriak-teriak!!!” lanjut Ayah dengan marah.
“Maaf Mas...” lanjut Ibu.
“Akkhhh! Saya pusing dirumah ini!!!” teriak Ayah sambil meninggalkan rumah.
“Ibu...” kataku sambil memeluk Ibu.
“Ibu gak dipukul sama Ayah kan..? Ibu baik-baik aja..?” lanjutku sambil terus memeluk Ibu.
“Ibu gapapa nak, Ibu gak diapa-apain kok, sudah-sudahh...” jawab Ibu.
“Tapii bu, Ayah udah kasar banget sama Ibu...” lanjutku.
“Sudahlah, tolong ambilkan Ibu minum nak...” kata Ibu.
...........................................................................................
“Nihhh bu, minumnya...” kataku sambil memberi air minum.
“Makasih nak....(minum) mungkin saja Ayahmu itu sedang ada masalah di tempatnya bekerja. Jadi Ayah sering marah-marah begitu, kita harus sabar saja...” kata Ibu dengan tersenyum.
“Iyaa bu... “ jawabku.
“Yasudah, kamu belajar sana...” lanjut Ibu.
“Tapi, aku mau nemenin Ibu...” jawabku.
“Ibu gak usah ditemani, kamu belajar saja sana...” lanjut Ibu.
“Baik bu...” jawabku.
            Setelah kejadian itu, Ayah tidak pulang kerumah selama 5 hari. Ibu sangat panik dan mengkhawatirkan Ayah. Aku dan Kakak pun juga, entah kemana Ayah pergi. Kesana-kemari Kakak mencari kabar tentang Ayah, namun tidak ada satu orang pun yang tau. Seharian kakak mencari tentang kabar Ayah, akhirnya dengan hasil 0, kakak pulang ke rumah.
“Assalamu’alaikum...” salam kakak.
“Wa’alaikum salam, duduk nak..” jawab Ibu.
“Bagaimana Kak?? Sudah ketemu Ayah ada dimana???” tanyaku.
“Belum, semua yang kakak tanya, tidak ada yang mengenal foto Ayah. Biar besok kakak cari lagi..” jawab Kakak.
“Yasudah, kamu mandi lalu makan...” kata Ibu.
“Iya Bu...” lanjut kakak.
            Sudah satu bulan lamanya, ayah meninggalkan kami. Kami sangat rindu dengan dia, tapi mengapa dia pergi meninggalkan keluarganya begitu saja. Sekarang ibu bekerja menjadi buruh cuci tetangga kami. Cukuplah untuk kebutuhan sehari-hari. Aku sangat iri dengan teman-teman di sekolah, mereka memiliki keluarga yang lengkap. Setiap pulang sekolah, selalu dijemput dengan ayah mereka. Sedangkan aku?? Kemana ayahku?? Sudah 2 bulan dia meninggalkan kami...
Saat aku pulang dari sekolah, aku melihat ayah sedang berjalan sambil bergandengan tangan denga wanita yang kira-kira sudah cukup tua. Aku belum yakin jika itu adalah ayah. Setelah aku lihat dengan sangat tegas, ternyata benar... itu ayahku yang sudah 2 bulan meninggalkan keluarganya.
“Ayah...!” panggilku dengan riang.
Ayah menengok kepadaku, tapi entah kenapa tatapannya itu seperti dia tidak mengenali aku.
“Ayah, kapan ayah pulang..? kita semua kangen ayah...” lanjutku.
“Siapa kamu? Saya tidak kenal kamu...” jawab ayah lalu meninggalkanku.
......................................................................................................................................................
“Aku sayang ayah... kita semua kangen sama ayah....” kataku sambil memeluk dari belakang.
“Lepaskan saya! Saya tidak kenal kamu!” kata Ayah.
“Bilang aja kalo mau ngemis, nih!!” lanjutnya sambil melemparkan uang receh ke mukaku.
            Setelah itu, aku hanya bisa menangis akan semua perlakuan Ayah terhadap diriku. Sesampainya dirumah, aku hanya bisa menangis atas semua perlakuan Ayah.
“Bu...” kataku.
“Kenapa nak... lohh, kamu kenapa menangis..?” jawab Ibu.
“Ayah bu..... Ayah...” lanjutnya.
“Kenapa dengan ayahmu..? kamu ketemu dengannya..?” tanya Ibu.
“Ayah sudah punya istri baru, tadi aku ketemu dan ayah gak mengakui aku sebagai anaknya..” jawabku lalu menangis dipelukan Ibu.
......................................................................................................................................................
            Aku dan Ibu hanya bisa menangis. Ibu sangatlah bersedih, rumah tangga yang dipertahankan selama bertahun-tahun hancur hanya dengan kehadiran perempuan lain. Di setiap doa Ibu, ibu selalu mendoakan agar ayah kembali lagi ke rumah ini. Aku pun sama, aku hanya ingin keluarga ini utuh kembali.
            Pada waktu berbulan-bulan kemudian, ayah akhirnya datang kembali. Kami semua sangatlah senang, namun kesenangan kami semua hanyalah hayalan belaka. Ayah datang ke sini hanya ingin pamit dengan kami, dan ayah berkata jujur dengan kami.
“Assalamu’alaikum..” salam ayah datang kerumah.
“Wa’alaikum salam, Ayah..??? Ibu..! ayah pulang...!” kataku dengan sangat senang.
“Aku aku kangen ayah...” lanjutku sambil memeluk ayah.
“Lepaskan..” katanya.
Aku : Terdiam..
“Akhirnya, kamu pulang juga Mas... mau minum apa Mas..?” tanya Ibu.
“Gak perlu, saya kesini hanya sebentar. Mana Riani? Saya ingin berbicara sama kalian semua...” jawab Ayah.
“Ayah mau tinggal sama kita lagi kan?? Yah, aku kangen banget.. aku pengen keluarga ini utuh kembali, seperti dulu...” kataku.
“Mana Riani..?” tanyanya lagi.
“Belum pulang Mas...” jawab Ibu.
“Yasudah kalo gitu tanpa dia juga gapapa..” lanjut Ayah.
“Saya sudah tidak betah dengan ini, saya sudah punya istri lagi di luar sana. Dan saya lebih hidup bahagia dengan istri baru saya. Saya ingin cerai sama kamu...” kata Ayah terus terang.
......................................................................................................................................................
“Gak pake nolak! Saya sudah benar-benar benci dengan keluarga ini. Saya pamit...” lanjut Ayah lalu pergi.
“Ayah....! jangan pergi yah, jangan pergi......” kataku sambil menangis.
“Ibuu..... ayah pergiii.......” tangisku sambil memeluk Ibu.
Ibu menangis kembali atas semua perlakuan ayah terhadapnya. Tak lama kemudian, kaka pulang.
“Ibu, kenapa nangis..?” tanya kakak yang baru pulang.
“Ayah pergi ninggalin kita kak....” jawabku masih menangis.
“Ayah sudah punya istri baru..” lanjutku.
“Astagfirullah....” kata kakak sambil memeluk kita semua.

Kita semua menerima keadaan tersebut. Kesedihan Ibu tidaklah terlalu lama, ibu hanya bisa berdoa agar ayah tersadar dari semua perlakuannya. Dan bisa kembali lagi kerumah.
......................................................................................................................................................
            Suatu hari, ibu mendengar kabar dari salah satu teman suaminya. Mengabari bahwa Ayah telah meninggal dunia akibat mabuk terlalu banyak. Mendengar itu semua, ibu mengajak kami mendatangi Ayah, namun terlambat. Ayah sudah dikuburkan, dan kami semua belum sempat melihat wajahnya terakhir kali.........

Kesimpulannya adalah, janganlah kalian mengikuti hawa nafsu kalian. Nafsu itu hanya memberikan kenikmatan yang sementara, bukan selamanya. Kesetiaan adalah kita bisa menerima kekurangan pasangan kita. Setiap hubungan pasti mempunyai masalah, tapi masalah tersebut bukanlah kita hindari, melainkan kita hadapi bersama.
“...Semoga Bermanfaat...”

Thanks For :
1. Allah Swt.
2. My Father
3. Paskabara
4. SFH
5. My Agen ( Angga Rahman & Nurdiansyah)
6. My Agen : Syafiq Fuadi M & Bahaudin Hasan Al-Bisri
7. Home is the Best
8. Thanks for Inspiration..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar